Jakarta, PIS – Kekerasan seksual di lingkungan pendidikan berbasis agama terjadi lagi. Terbaru, kabar menyedihkan itu terdengar dari Garut, Jawa Barat. Seorang guru ngaji diduga mencabuli 17 anak laki-laki berumur 8 sampai 12 tahun.
Kasus ini terungkap setelah salah satu korban mengadu kepada orangtuanya. Orangtua tadi lalu bertanya kepada orangtua lainnya perihal apa yang dialami anaknya. Setelah ditanya, ternyata anak-anak mereka juga jadi korban si guru ngaji.
Saat ini pelaku sudah ditangkap dan diperiksa secara intensif. Itu dilakukan untuk memastikan apakah ada korban yang disodomi pelaku. Terungkap juga bahwa pelaku mengancam para korban agar tidak mengadu kepada orangtua masing-masing.
Btw, pelaku memberikan pelajaran mengaji kepada anak-anak di Garut sejak 2022. Pelaku dikabarkan hidup seorang diri di tempat tinggalnya. Pelaku juga diduga pernah jadi korban kekerasan seksual ketika masih kecil.
Tindakan bejat pelaku dikabarkan baru dilakukan dalam sebulan terakhir. Apa yang dialami anak-anak di Garut ini mesti jadi pembelajaran penting bagi para orangtua. Orangtua harus berhati-hati dan selektif ketika ingin menitipkan anak di lingkungan pendidikan, baik yang berbasis agama maupun non-agama.
Setelah itu, bukan berarti orang tua lepas tangan begitu saja. Orangtua tetap harus memantau dan peka terhadap kondisi psikologis anaknya. Jika ada perubahan perilaku yang cukup ekstrim, orang tua segera bertindak.
Tidak semua anak korban kekerasan seksual punya keberanian untuk mengadu. Apalagi jika si anak di bawah ancaman. Yuk, lawan kekerasan seksual terhadap anak!