Jakarta, PIS – Solo, keren bestie! Jelang Natal dan Tahun Baru ada wajah baru di kota ini. Banyak pernak-pernik Natal dipasang di sekitar balai kota. Ada lampion, lampu hias berwarna warni, dan pohon Natal.
Bahkan, ada pula boneka salju dan lampion Santa Claus lengkap dengan rusanya. Menurut Walikota Solo, Gibran Rakabuming, pemasangan hiasan Natal tersebut sebagai bentuk toleransi.
Bahkan, dia siap membela apabila ada yang melakukan protes. Kata Gibran, balai kota hingga Jalan Sudirman merupakan area publik. Area ini bisa digunakan semua paguyuban, komunitas atau kelompok apapun.
Jadi, Gibran meminta masyarakat untuk tetap menjunjung keberagaman dan kebersamaan. Kekerenan Solo bukan kali ini aja bestie. Kemeriahan pernak-pernik kayak gitu selalu ada di setiap event budaya, keagamaan dan seni.
Solo selalu dimeriahkan oleh hiasan-hiasan. Seperti lampion Imlek, lampion Idul Fitri, lampion Bulan Suro, dan lampion 17-an. Tujuannya untuk mem-branding Kota Solo sebagai Kota Bhineka, Kota Wisata.
Jadi, gak salah kalau Solo dikenal sebagai pusat budaya dan kota pelajar. Semua bisa datang ke sini dari beragam latar belakang yang berbeda. Bahkan pada 2021, Solo menempati peringkat kesembilan kota paling toleran di Indonesia versi Setara Institute.
Semoga Solo bisa menginspirasi kota-kota lain di Indonesia. Yuk, Biasakan untuk hidup toleran. HIDUP BERDAMPINGAN ITU INDAH BESTIE!