SDM Indonesia Tertinggal Jauh, Kok Puasa Aja Sekolah Libur?

Published:

Sekolah mau diliburkan selama Ramadhan? Bakal produktif nggak sih kalau bener kejadian? Bukannya nggak semua semua siswa di Indonesia beragama Islam? Menurut pihak pemerintah sih ini baru sebatas wacana. Ini misalnya disampaikan oleh Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar. Menurutnya rencana itu belum ada keputusan. Walaupun katanya untuk pesantren, libur full selama Ramadhan sudah diterapin sejak lama. Bahkan katanya libur mereka lebih panjang lagi, sampai 45 hari.

Nah, buat sekolah negeri dan swasta, masih wacana dan belum ada keputusan resmi. Prof Nasaruddin tegasin, bukan masalah libur atau tidaknya. Tapi bagaimana agar selama Ramadhan para siswa bisa ningkatin kualitas ibadahnya. Bisa lebih banyak mengaji, hafalan Qur’an, dan melakukan amalan sosial, bukan cuma belajar teori di sekolah. Hal senada juga disampaikan Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Mendiknas belum memutuskan rencana libur itu. Katanya keputusan ini harus melibatkan lintas kementerian biar lebih matang. Wacana ini juga dapet tanggapan dari organisasi Islam. PP Muhammadiyah kasih masukan, kalau kebijakan ini diterapkan, harus ada program buat siswa non muslim biar mereka juga tetap produktif. Mereka juga wanti-wanti soal pentingnya koordinasi lintas kementerian biar kebijakan ini nggak asal-asalan. Pendapat berbeda disampaikan oleh Ketua MUI Cholil Nafis. Menurutnya, sekolah gak usah libur selama Ramadhan.

Menurutnya, yang penting selama Ramadhan kurikulum difokuskan ke pendidikan karakter dan spiritual. Puasa sambil belajar itu gak masalah kalau dibiasakan. Bahkan, Ramadan bisa jadi momen emas buat memperkuat nilai agama dan karakter siswa. Pro kontra terkait libur Ramadhan ini terjadi juga di kalangan orang tua murid. Sebagian setuju, sebagian yang lain menolak rencana itu. Yang setuju, dengan catatan anak-anak tetap punya kegiatan positif, kayak tugas rumah. Yang menolak, mereka beralasan khawatir anak-anak malah kebanyakan main HP. Salah satu orang tua, Siti Komariah, lebih setuju jam sekolah dikurangi aja selama Ramadan, daripada full libur. Fun fact! Tradisi libur sebulan saat Ramadan ini ternyata udah ada sejak zaman kolonial Belanda! Lalu dilanjutkan era Sukarno, tapi berubah di era Soeharto jadi cuma seminggu di awal dan akhir Ramadan. Gus Dur balikin lagi tradisi libur sebulan ini, dan kebijakan itu jadi momen yang dikenang banyak orang. Tapi di era Megawati, aturan kembali seperti zaman Soeharto, dan terus berlaku sampai sekarang.

Ini harus dipikirkan lebih matang lagi sih. Apalagi kita tahu semua kualitas SDM negara kita tuh di bawah negara-negara lainnya. Apalagi dengan negara-negara maju, jaraknya jauh banget. Kalau hanya karena aktivitas keagamaan aktivitas pendidikan kita diliburkan, gimana kita bisa mengejar ketertinggalan pendidikan kita. Jangan biasakan anak-anak manja dengan alasan puasa atau aktivitas keagamaan lainnya. Selama ini juga anak-anak gak ada masalah puasa sambil belajar. Yang diperlukan mungkin penyesuaian jam belajar aja. Dan ingat, gak semua siswa beragama Islam. Ingat juga, pendidikan karakter itu gak melulu soal agama juga.

Yukk proporsional dalam beragama!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img