Sentimen anti-muslim di Jepang meningkat? Serius? Apa sebabnya? Jadi, warga Jepang bernama Naoki Yamamoto diwawancara media Turki, Anadolu. Assistant Professor Marmara University, Turki, itu bilang sentimen anti-muslim dan anti-orang Palestina meningkat signifikan di Jepang. Itu terlihat setidaknya sejak serangan Israel ke Hamas di Gaza pada Oktober 2023.
Menurutnya, ada dua faktor yang menyebabkan sentimen anti-muslim meningkat di Jepang. Pertama, cara hidup warga Jepang itu menyerupai Amerika Serikat, terutama dalam soal politik dan sosial. Berhubung Amerika Serikat sangat pro-Israel, ini berdampak ke warga Jepang secara umum. Memang, warga Jepang sendiri penyakit bawaan berupa xenophobia sejak lama. Tapi belakangan, perasaan xenophobic itu berubah jadi sentimen anti-muslim. Peningkatan ini, katanya, sudah terjadi selama 15 tahun terakhir secara eksponensial. Artinya, interval sentimen anti-muslim meningkat secara konstan sesuai dengan pertumbuhan warga Jepang.
Kedua, peningkatan perolehan dukungan suara partai-partai sayap kanan di Jepang. Para politisi sayap kanan yang cenderung xenophobic memanfaatkan tren warga Jepang yang secara umum pro terhadap Israel. Akibat dari kampanye itu, sikap anti-Palestina bukan cuma diidap warga Jepang secara umum. Tapi juga memunculkan sentimen anti-muslim. Sayangnya, kata Yamamoto, Pemerintah Jepang belum menyadari terjadinya peningkatan sikap xenophobic dan sentimen anti-muslim di sana. Pemerintah Jepang justru lebih peduli soal bagaimana meningkatkan rasio penerimaan warga negara asing (WNA) di Jepang. Termasuk umat muslim yang menikah dengan warga lokal, punya anak, dan bekerja di sana.
Maklum, di Jepang rasio warga yang berusia produktif saat ini lebih sedikit dari rasio warga yang berusia non-produktif alias sepuh. Gara-gara kebijakan Pemerintah Jepang itu, xenophobia meningkat di Jepang. Sebenarnya xenophobia bukan penyakit bawaan satu bangsa tertentu. Setiap bangsa mengidap penyakit itu, termasuk bangsa Indonesia. Nggak sedikit dari warga Indonesia yang phobia terhadap warga Indonesia lain yang beretnis Cina.
Kita berharap Pemerintah Jepang segera melakukan langkah untuk menghentikan laju peningkatan sentimen anti-muslim. Dan yang nggak kalah penting adalah peran warga muslim di Jepang sendiri. Mereka harus melawan propaganda politisi sayap kanan dengan menampilkan nilai dan sikap yang dijunjung tinggi di Jepang.
Yuk, kita lawan xenophobia!