Skandal Perjokian Massal di Ujian Masuk Kampus Negeri 2025

Published:

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) tahun ini tercoreng! Bayangin aja, baru 6 hari berjalan, udah banyak banget kecurangan yang terjadi. FYI, UTBK SNBT itu ujian masuk perguruan tinggi yang dilaksanakan secara elektronik dengan menggunakan perangkat komputer. Ikut UTBK jadi syarat utama ikut seleksi bersama masuk kampus negeri, kampus negeri Islam, dan politeknik negeri.

Nah, ada kasus perjokian massal dalam UTBK SNBT. Sekitar 50 peserta terlibat, juga 10 orang joki profesional. Kecurangan ini terjadi di 13 pusat UTBK yang tersebar di berbagai kampus. Seperti di Universitas Sumatera Utara (USU), Institute Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Jember. Modusnya macem-macem. Ada yang pakai cara sederhana sampai yang sangat canggih. Bahkan, ada juga yang bekerjasama dengan orang dalam seperti yang terjadi di Universitas Jember.

Yang bikin sedih, kecurangan ini kebongkar bukan karena sistem pengawasan. Tapi karena ada laporan dari peserta lain. Ini nunjukin kalau sistem pengawasannya masih lemah banget. Nah, dari 10 joki yang ketahuan, 2 orang ditangkap di ISBI Bandung. Namanya Lucas Valentino Nainggolan dan Khamila Djibran. Lucas ngaku ngerjain ujian buat 3 peserta, dan Khamila bantuin 2 peserta. Biar nggak ketahuan, Lucas sampai ubah gaya rambutnya. Dan juga edit fotonya pakai teknologi AI biar ga ketahuan. Sementara Khamila ketahuan karena wajahnya ketahuan muncul dua kali di dua sesi ujian berbeda.

Khamila ngaku nekat jadi joki karena alasan ekonomi. Lucas dan Khamila ternyata berasal dari satu jaringan joki yang sama. Dan bayaran buat jadi joki ini nggak main-main loh. Lucas bilang dia bisa dapet Rp30 juta sampai Rp50 juta sekali ujian. Belakangan, ketahuan Lucas itu mahasiswa Teknik Elektro ITB. Pihak ITB langsung nyatakan rasa kecewanya atas kasus ini. “Dengan segera kami melakukan langkah-langkah penegakan aturan akademik dan kemahasiswaan,” kata Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Neneng Nurlaela Arief. Sekarang ITB lagi menyelidiki keterlibatan Lucas lebih lanjut. Untuk urusan hukum, kasusnya langsung diserahkan ke pihak kepolisian.

Selain di ISBI Bandung, ada 7 joki lagi yang ditangkap di USU. Di antaranya Selly Yanti, Khayla Rifi Athalillah, dan Achmad Hanif Mufid. Modus mereka bahkan lebih canggih lagi. Mereka pakai kacamata berkamera buat nyolong soal ujian. Kamera itu merekam soal, terus dikirim ke luar ruangan. Tim mereka di luar langsung kirim jawabannya balik ke peserta. Karena perbuatannya, mereka bisa dijerat dengan pasal-pasal pidana kayak UU ITE dan KUHP. Hukuman maksimalnya bisa sampai 8 tahun penjara! Kasus perjokian ini bikin resah banget dan benar-benar mencoreng dunia pendidikan kita.

Ketua Tim SNPMB, Eduart Wolok, bilang praktik perjokian ini lintas provinsi. Rata-rata, katanya, peserta yang pakai jasa joki ini daftar ke jurusan kedokteran yang memang selalu jadi incaran. Eduart juga ngingetin peserta dan orangtua agar jangan tergoda buat ngelakuin kecurangan kayak gini. Perjokian di dunia akademik ini bukan hal baru ya. Hampir setiap tahun kasus ini terus berulang. Perjokian ini sebenarnya bukan lagi pelanggaran ujian biasa. Perjokian ini udah masuk ke ranah kejahatan yang terorganisir.

Kecurangan ini jadi alarm penting buat dunia pendidikan kita. Karena itu, harus ada tindakan tegas dan keras dari pemerintah. Kalau dibiarkan, bukan cuma sistem pendidikan yang rusak, tapi juga masa depan bangsa ini. Yuk, selamatkan pendidikan di negeri ini!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img