Jakarta, PIS – Kawan PIS, Polisi Swedia keren banget deh. Mereka nggak mau kasih izin demonstrasi yang rencananya bakal ada pembakaran al-Quran. Sebenarnya, pelarangan seperti itu jarang banget terjadi di Swedia.
Itu karena Swedia dikenal sebagai negara yang menjunjung kebebasan berekspresi. Tapi kali ini Polisi Swedia harus bikin aturan baru. Itu tentunya bukan tanpa sebab, Kawan PIS. Sebelumnya, aksi pembakaran yang dilakuin Rasmus Paludan jadi sorotan.
Banyak negara ngecam dan nyeruin pemboikotan produk Swedia gara-gara aksi gila Paludan itu. Swedia nggak mau aksi gila Paludan itu itu terulang lagi. Ternyata, aturan baru itu juga dikeluarin Polisi Norwegia.
Polisi Norwegia melarang demo di Oslo yang rencananya ada pembakaran Al-Qur’an pada Jumat minggu lalu. Polisi bilang, larangan itu karena adanya pertimbangan keamanan. Kawan PIS, aksi pembakaran al-Quran pertama kali terjadi di Swedia pada 21 Januari lalu.
Pelakunya adalah politikus ekstrem sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan. Dia dikenal sangat anti imigran dan anti Islam. Paludan dan partainya sering bikin aksi rasial yang provokatif .
Mereka nggak cuma bakar al-Qur’an, tapi juga ngerusak masjid. Aksi rasial itu nggak hanya terjadi di Swedia, Kawan PIS. Aksi itu juga terjadi di Perancis, Amerika, Belanda dan beberapa negara lainnya.
Pelakunya adalah kelompok sayap kanan yang terus-menerus meneriakkan sikap permusuhan terhadap muslim. Yang mengkhawatirkan, kelompok-kelompok kadrun itu berkembang cepat di berbagai Eropa dan AS.
Untungnya, pemerintah dan kepolisian di sana terlihat nggak bermain mata dengan kelompok-kelompok itu. Pemerintah dan kepolisian di sana justru bersikap tegas. Mudah-mudahan nggak ada lagi kasus pembakaran kitab suci, apapun kitab suci itu. Yuk, kita lawan terus para penyeru permusuhan antar umat beragama!