Terjadi Lagi, Santri Tewas Dibully di Jawa Timur

Published:

Kabar menyedihkan kembali terdengar tentang pesantren. Di Pesantren Al Haniffiyah di Kediri, Jawa Timur, seorang santri tewas setelah disiksa sejumlah seniornya. Santri malang itu bernama Bintang Bilqis Maulana. Dia tewas dibunuh, gara-gara dia diketahui sering mengeluh tentang kondisi Pondok Pesantrennya.

Pada 21 Februari lalu, Bintang didatangi 2 seniornya. Mereka marah karena korban suka mengeluh kepada orang tuanya terkait kondisi pesantren. Para senior itu punya bukti bahwa Bintang mengaku ketakutan dan meminta tolong ibunya untuk menjemput pulang. Mula-mula hanya dua senior itu yang menghajar korban. Tapi tak lama kemudian, dua senior lain datang dan ikut menyiksa korban. Penyiksaan itu baru berakhir pas datang santri-santri lain menyelamatkan Bintang.

Korban semula dirawat di pesantren, tap ketika kondisinya terus memburuk, dia akhirnya dibawa ke rumah sakit. Naasnya, kondisi Bintang semakin melemah dan akhirnya meninggal. Yang bikin geleng-geleng kepala, pihak pesantren sempat menutupi penyebab Bintang meninggal. Saat mengabari pihak keluarga, mereka bilang penyebabnya karena korban kepleset di kamar mandi. Tapi saat tiba di rumah duka, kecurigaan muncul saat orangtua Bintang melihat darah mengalir dari tubuh jenazah.

Suyanti, ibu korban meminta agar kain kafan anaknya dibuka. Meski dihalangi pihak pesantren, pihak keluarga akhirnya berhasil membuka kain kafan dan melihat luka-luka di tubuh Bintang. Ternyata kondisi korban sungguh memprihatinkan. Ada luka lebam, bekas sundutan rokok, jeratan di leher, patah hidung serta luka di sekujur tubuh korban. Dengan sedih dan marah, pihak keluarga langsung melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

Saat ini pihak kepolisian sudah menetapkan 4 senior itu sebagai tersangka. Mereka dijerat pasal berlapis dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Penyiksaan santri seperti Bintang ini bukan baru sekali terdengar. Praktek-praktek bullying serupa sudah beberapa kali diberitakan. Karena itu, pemerintah harus segera bertindak agar kebiadaban semacam ini tidak lagi terjadi. Para orang tua menempatkan putra-putri mereka di pesantren untuk menimba ilmu pengetahuan dan ilmu agama secara mendalam.

Pesantren tidak boleh memperlakukan para santri semena-mena. Stop Kekerasan di Pesantren!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img