Tidak Hanya UAS, Sikap Tegas Singapura Berlaku Untuk Semuanya

Published:

Jakarta, PIS – Penolakan Singapura terhadap masuknya Ustadz Abdul Somad (UAS) berbuntut panjang. Pendukung UAS melakukan terror pada akun media sosial pemerintah dan politisi Singapura. Korbannya antara lain akun Instagram Presiden Halimah Yacob, Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan Menteri Senior Teo Chee Hean. Selain itu, akun Instagram dari Immigration and Checkpoints Authority dan Singapore Tourism Board juga terkena spam. Dua perusahaan manajemen acara juga telah dirusak oleh mereka. Kejadian itu tentu memalukan, padahal sikap tegas Singapura itu berlaku pada setiap oknum pemecah belah. Sebelumnya, dua penceramah Kristen juga ditolak masuk ke Singapura pada 2017.

Itu dilakukan karena mereka menyebarkan islamophobia. Menurut The Straits Times, Kedua pengkhotbah itu telah menghasut dan merendahkan agama lain. Misalnya mereka menyatakan, ‘Allah adalah Tuhan palsu’, Islam bukan agama perdamaian dan sangat membingungkan. Kejadian lain misalnya yang menimpa pastor asal Amerika Serikat (AS) Lou Engle. Dia diduga telah menyinggung umat muslim saat mengisi acara di Singapura pada 2018. Akhirnya Lou tidak boleh masuk Singapura selama satu tahun. Pemerintah Singapura juga menyatakan permohonan maaf pada umat Islam Singapura. Ujaran kebencian semacam ini persis seperti yang dilakukan oleh UAS. Oleh pemerintah Singapura, UAS dianggap sebagai ustaz ekstremis. Dia disebut sebagai pemecah belah, serta merendahkan agama lain. UAS telah menyatakan bom bunuh diri sah dalam konteks konflik Israel-Palestina. Dia juga merendahkan umat Kristen, dengan menyebut salib sebagai tempat tinggal jin kafir. Kelakuan UAS sudah melampaui batas. Mestinya para pendukungnya sadar dan tidak membelanya. Karena agama tidak pantas didakwahkan dengan kebencian. Mari jaga citra agama islam

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img