Pemain naturalisasi Sydney Hopper jadi pahlawan Timnas Putri Indonesia di final Piala AFF 2024! Ini adalah gelar kemenangan pertama Garuda Pertiwi di turnamen ini. Bikin bangga ya.
Jadi, Timnas Putri Indonesia kalahin Kamboja dengan skor meyakinkan 3-1 di Stadion Baru Nasional Laos, Vientiane. Pertandingan final yang digelar Kamis lalu ini berlangsung sengit. Indonesia memimpin lebih dulu lewat Reva Octaviani di menit ke-24, tapi Kamboja menyamakan skor lewat Hok Saody di menit ke-32. Situasi sempat tegang, tapi Sydney, pemain naturalisasi yang jadi bintang lapangan datang jadi penyelamat. Golnya sebelum jeda mengembalikan keunggulan 2-1 untuk Indonesia.
Masuk babak kedua, Reva Octaviani kembali beraksi dengan gol keduanya di menit ke-57, memastikan kemenangan 3-1 hingga peluit panjang berbunyi. Hasil ini bikin Timnas Putri Indonesia juara untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala AFF. Kita patut bangga dengan prestasi kedua bintang timnas kita, yakni Reva dan Sydney. Tapi kehadiran Sydney tentu menarik buat kita semua. Dia adalah pemain naturalisasi berdarah Indonesia-Amerika. Dia pemain muda berbakat yang baru bergabung Timnas Putri pada Juli 2024 lalu.
Sydney lahir di Dallas, Amerika Serikat, pada 15 Maret 2007. Dia masih berumur 17 tahun, tapi punya kualitas permainan yang bikin kagum setara senior. Sebelum gabung Timnas, Sydney bermain di National Collegiate Athletic Association (NCAA) bersama Dallas Baptist University dan punya pengalaman di liga pelajar Amerika, ECNL. Gaya bermainnya lincah, pintar membaca permainan, dan punya eksekusi gol yang tajam.
Apa yang diraih Timnas Putri Indonesia di final Piala AFF 2024 bukan cuma soal piala. Tapi, bukti kalau Timnas Putri Indonesia punya potensi besar untuk bersaing di kancah internasional. Di bawah pelatih Satoru Mochizuki, kombinasi pemain lokal dan pemain naturalisasi berhasil membawa tim ke level baru. Keberhasilan ini jelas membungkam kritik terhadap kebijakan naturalisasi pemain timnas putra Indonesia dari 2 anggota DPR-RI, Lita Machfud Arifin dan Anita Jacoba Gah. Bulan lalu, Lita sempat nanya soal nilai transfer pemain naturalisasi dari klubnya.
Dia juga bertanya apa nilai transfer pemain naturalisasi pakai APBN atau sponsorship. Pertanyaan Lita itu jelas menunjukkan dia nggak kompeten di bidang yang diurusnya sebagai anggota DPR-RI. Mana ada pemain naturalisasi pake transfer segala? Emang pemain itu pindah dari satu klub sepakbola ke klub sepakbola yang lain? Terus, ada juga Anita yang bilang naturalisasi ini berlebihan dan kita harus lebih fokus pembinaan pemain lokal. Bahkan dia saranin biar Kevin Diks, Estella Raquel Loupattij, dan Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu jadi yang terakhir dinaturalisasi.
Komentar nyinyir juga datang dari Rocky Gerung. Menurutnya, naturalisasi menciptakan “euforia semu” karena pemain yang berlaga bukan sepenuhnya hasil pembibitan lokal. Rocky menilai naturalisasi berpotensi menggerus nilai kebanggaan nasional karena mengandalkan pemain asing. Menurutnya, kebanggaan nasional sejati datang dari pembibitan pemain lokal dengan dukungan ilmu olahraga modern. Kemenangan Timnas Putri Indonesia di Piala AFF 2024 harusnya jadi pengingat bahwa naturalisasi bukan ancaman. Naturalisasi pemain bisa jadi solusi untuk memperkuat timnas. Tanpa kontribusi pemain naturalisasi seperti Sydney, perjalanan Timnas Putri mungkin nggak akan sampai sejauh ini.
Apalagi kemenangan Timnas Putri Indonesia di Piala AFF 2024 adalah momen bersejarah yang nggak bisa dikesampingkan. Terlepas dari kritik, kebijakan naturalisasi terbukti memberi dampak positif. Timnas Putri Indonesia sudah membuktikan kalau mereka layak untuk didukung sepenuhnya. Ini waktunya masyarakat, pemerintah, dan federasi bekerja sama membangun sistem pembibitan pemain yang lebih baik. Sambil tetap membuka pintu bagi pemain naturalisasi yang ingin membela Merah Putih. Karena pada akhirnya, tujuan utama sepak bola adalah mengharumkan nama bangsa. Selamat untuk Timnas Putri Indonesia!