Trump Tutup Media VOA yang Bersiaran Ke Khalayak Indonesia

Published:

Siaran televisi dan radio yang didanai rakyat Amerika Serikat, Voice of America, untuk sementara tidak bisa dinikmati penonton di Indonesia. Atas perintah Presiden Donald Trump, media yang selama ini menjadi saluran utama untuk memperkenalkan keragaman wajah Amerika ke dunia ini dilarang bersiaran. Trump menuduh VOA selama ini sudah bersikap anti-Trump dan radikal. Keputusan Trump ini berdampak pada 1.300 lebih karyawan VOA yang bertugas baik di Amerika Serikat, maupun di negara-negara lainnya. VOA adalah sebuah lembaga pemerintah yang bersikap independen. VOA dibiayai penuh oleh pajak warga Amerika sebagai bagian dari U.S. Agency for Global Media (USAGM). Misi dan independensi editorial VOA dijamin undang-undang yang melindungi jurnalis VOA dari pengaruh dan tekanan pembalasan dari pejabat pemerintah atau politisi. VOA sendiri mengklaim mereka berjuang untuk kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia.

VOA bukan hanya menampilkan isi yang baik-baik saja tentang Amerika Serikat. Mereka bahkan bisa menampilkan isi yang kritis tentang pemerintah, termasuk terhadap Trump. Walaupun VOA banyak menampilkan muatan politik, tapi mereka juga menyajikan isi tentang materi non-politik, termasuk ekonomi, sosial, budaya, atau bahkan hiburan. Sebagai media massa, siaran VOA semula hanya bisa diterima khalayak internasional. Ini ditetapkan agar siaran VOA tidak mempengaruhi sikap politik rakyat Amerika. Namun sejak 2013, sebagian siaran bisa ditangkap oleh khalayak Amerika. Saat ini Trump memang melakukan pemangkasan dana besar-besaran di negaranya. Presiden misalnya memotong pendanaan sejumlah lembaga federal lainnya, termasuk pendanaan museum, perpustakaan serta juga pendanaan bagi warga yang tidak memiliki rumah. Dalam hal media, Trump juga sangat keras mengecam berbagai media massa nasional di sana. Media seperti CNN dan MSNBC disebutnya ‘media korup’ karena pemberitaan mereka yang sangat kritis terhadap Trump.

Ketika ia berkuasa di masa kepresidenan pertamanya dulu, Trump juga sangat keras mengecam VOA yang memang lazim menampilkan sisi negatif Trump. Elon Musk, miliarder yang juga adalah penasehat utama Trump juga dikenal menggunakan platform media sosial X nya untuk mendorong pemerintah menutup VOA. VOA didirikan pada 1942 untuk melawan kekuatan propaganda Nazi dan Jepang. Namun seusai perang, VOA lebih dikenal menjalankan misi diplomasi public. Induk Perusahaan VOA, the US Agency for Global Media, saat ini juga membekukan kegiatan Radio Free Europe/Radio Liberty. Berbeda dengan gaya VOA, keduanya bisa dibilang sebagai media propaganda Amerika Serikat ke negara-negara Eropa Timur, termasuk Rusia dan Ukraina. Sebuah radio Bernama Radio Free Asia yang menyiarkan kabar ke Cina dan Korea Utara juga dihentikan kegiatannya. Siaran ke negara-negara Komunis ini memang ditujukan untuk mengubah cara pandang masyarakat di sana tentang Amerika Serikat.

VOA disiarkan secara internasional melalui 50 bahasa di seluruh dunia. Di Indonesia, VOA bahasa Indonesia mulai mengudara tahun 1942 tak lama setelah VOA didirikan. Sejak itu, warga Indonesia mampu menangkap siaran VOA lewat radio gelombang pendek. Setelah era Reformasi 1998, VOA berafiliasi dengan radio-radio FM di tanah air. Pada tahun 2000 VOA melebarkan sayap dengan menyiarkan program televisi bekerja sama dengan 30 stasiun televisi lokal Indonesia. VOA Indonesia memproduksi 3,5 jam siaran televisi per minggu dan hampir 4,9 jam siaran radio per hari. Mudah-mudahan saja VOA bisa kembali mengudara. Solidaritas Kita pada VOA!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img