Menjelang 14 Februari, ada aja beredar informasi yang beredar soal kecurangan pemilu. Salah satunya, video viral yang di upload akun tiktok @binsalahbin. Dalam video itu, si narator bilang kalau salah satu tokoh Badan Intelijen Negara (BIN), Hermanto melakukan kecurangan di Pemilu 2024. Dia bilang, ada upaya penyogokan kepada petugas POS Malaysia untuk menggagalkan kiriman 7 ribu surat suara.
Nah 7 ribu surat suara itu nantinya akan diambil oleh pihak Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) lewat Hermanto. Lebih seremnya lagi, Hermanto dituduh terafiliasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Si narator bilang, Hermanto sering memfasilitasi Ganjar-Mahfud ketika akan mengadakan kampanye di Malaysia. Seperti kebutuhan bis, logistik dan massa WNI yang akan hadir.
Narator bilang, BIN ini seakan-akan ada di bawah kendali PDIP. Dia menyarankan agar singkatan BIN diubah menjadi BIP yaitu Badan Intelijen PDI-P. Buat para penonton, hati-hati ya dengan video semacam ini. Masalahnya, apa yang dikatakan di sana itu tidak disertai bukti dan data yang jelas. Bisa-bisa saja sih Hermanto itu mendukung PDIP. Tapi itu kan bukan bukti bahwa dia melakukan tindak kriminal. Memang baru saja beredar berita bahwa di Malaysia ditemukan adanya tumpukan surat suara yang dicoblos. Namun tidak begitu jelas, pencoblosan dilakukan pada capres dan caleg yang mana.
Surat suara yang dicoblos masih menjadi misteri hingga sekarang. Begitu juga soal sogokan kepada petugas POS Malaysia. Kejadian itu masih ditelusuri pihak Bawaslu. Selama masih ditelusuri, kita jangan mudah percaya dengan kabar miring yang beredar ya. Kita tunggu saja hasil dari penyelidikan yang dilakukan oleh Bawaslu.
Yuk lawan disinformasi dalam Pemilu 2024!