Unboxing Hampers dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Jadi Sorotan

Published:

Irfan Hakim posting video unboxing hampers Lebaran dari Sekretaris Kabinet, Letkol Teddy Indra Wijaya. Isinya banyak dan terkesan mewah. Mulai dari sajadah hijau, chopper, panci, teflon, mug, tumbler, sampai keranjang besar. Di beberapa barang, tertulis ‘Istana Kepresidenan Republik Indonesia’. Video postingan itu direkam di deHakim Aviary, penangkaran burung milik Irfan. Katanya, momen unboxing hampers itu sekalian nostalgia. Menurutnya, dia dan Teddy udah sahabat lama sekaligus sesama pecinta burung. Bahkan di HP Irfan, kontak Teddy disimpan dengan nama ‘Teddy Indra Tentara Binatang’. Irfan juga bilang, sebelumnya dia sudah kirim hampers duluan ke Teddy. Jadi, hampers dari Teddy semacam tukeran hadiah. Niat Irfan posting video itu cuma pengen nunjukin rasa terima kasih dan vibes Lebaran yang happy.

Pertanyaannya, perlu nggak sih momen unboxing itu diumbar ke media sosial? Apalagi pengirimnya adalah pejabat publik. Sebagian netizen menganggap apa yang dilakuin Irfan itu nggak sensitif. “Kasian melukai rakyat Indonesia yang masih berjuang bertahan hidup,” komen netizen. “Kenapa juga harus diposting ya? Apa ini yang dibilang efisiensi ya,” celetuk lainnya. Deddy Corbuzier juga posting konten tentang hampers Lebaran dari Presiden Prabowo. Isinya sembako seperti telur, sayuran, jus botol. Beda dari hampers yang diterima Irfan, hampers yang diterima Deddy secara visual lebih ‘membumi’. Tapi tetap aja, netizen mempertanyakan isi postingan itu. Apakah konten syukur atau flexing?

Di mata mayoritas orang, postingan Irfan dan Deddy itu seolah seperti tren baru. Yaitu, pamer hampers dari pejabat publik. Netizen disuguhkan tontonan parade hadiah dari elite politik yang nggak semua orang bisa related, apalagi menikmatinya. Ditambah, persepsi sebagian rakyat tentang kondisi ekonomi belakangan ini memburuk. Unboxing hampers dari pejabat dengan embel-embel simbol negara jadi terkesan tone-deaf. Hilangnya rasa empati dan kemampuan membaca situasi. Public figure harusnya sadar postingan mereka di media sosial itu nggak cuma soal ‘update’. Tapi bagian dari pertunjukan. Apalagi kalau di dalamnya ada embel-embel simbol negara, jabatan resmi, atau relasi kuasa.

Dalam konteks itu, netizen nggak akan cuma liat isi hampers-nya. Tapi, ngeliat siapa yang ngasih, kenapa bisa dikasih, dan kenapa itu perlu banget ditunjukin. Mungkin Irfan dan Deddy posting itu untuk sekedar seru-seruan aja. Tapi, ekses negatif yang berpotensi disebabkan oleh postingan itu nggak dipertimbangkan. Sudah waktunya public figure ngerem dan lebih sensitif. Nggak semua bentuk kedekatan sama pejabat publik perlu diumbar. Nggak semua hadiah, apalagi dari pejabat publik harus dijadiin konten. Apalagi kalo public figure itu punya jutaan followers.

Sekali posting, dampaknya bukan cuma ke engagement akun media sosial mereka. Tapi dampaknya juga bisa melebar ke persepsi publik. Siapa yang punya akses ke pusat kekuasaan, dan siapa yang cuma bisa nonton dari pinggiran. Ungkapan terima kasih Irfan dan Deddy kepada Seskab Teddy dan Presiden Prabowo tentu hal yang sepantasnya. Wajib, malah. Tapi kan nggak perlu diumbar ke publik di media sosial. Sikap flexing justru membuat mereka terkesan nir-empati dan berjarak dengan kondisi masyarakat. Yuk, bijak dalam bersikap!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img