Waduh! Kok Deddy Corbuzier Memaki Anak yang kritik MGB

Published:

Bang Deddy Corbuzier kayaknya perlu ikut kuliah adab berbicara di media sosial. Dia ini sekarang lagi rame dijulidin gegara nyebut “pea” ke salah satu siswa penerima Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Kata ‘pea’ itu kan artinya bego, bodoh, goblok, dan semacamnya. Nah kata ‘pea’ itu dengan mudah meluncur dari Deddy ketika dia mengomentari video siswa yang bilang kalau menu ayam di MBG kurang enak. “Ada satu video yang gue liat. Ada anak ngomong ayamnya kurang enak. Kurang enak! Pala lu pea!” ucap Deddy.

Celakanya, dia lalu bandingkan si murid sama anaknya, Azka. Katanya, Azka dari kecil ikut syuting ke mana-mana dan makan nasi kotak kayak kru dan pemain lainnya tanpa mengeluh. “Anak gue, Aska, dari dulu ikut gue syuting di mana-mana. Yang gue kasih makan adalah makanan box yang ada di sana yang buat semua orang.” ujarnya. “Dan kalau dia ngomong sama gue, Gak enak, aku mau yang lain. Gue tabok! Tanya anaknya, gue tabok.” lanjutnya. Deddy ajarin pentingnya nggak pilih-pilih makanan karena makanan nasi kotak itu sehat dan sama buat semua kru. Istri Deddy, Sabrina Chairunnisa, juga ikut bersuara. Dia curhat soal masa kecilnya yang cuma bisa beli Okky Jelly Drink buat nahan lapar.

Jelas aja, konten Deddy mengundang respon panas netizen dan menyerang balik Deddy. Banyak yang ngerasa perbandingan nasi kotak syuting sama MBG itu nggak masuk akal. “Apple to apple dong om. Dari harga bahan aja udah beda. Itu nasi box sama makan gizi gratis” komentar netizen. Bukan cuma netizen, tokoh publik juga turun tangan. Anggota Dewan Pertimbangan IDI, Dr. Zubairi Djoerban ngingetin kalau anak-anak punya hak menyampaikan pendapat tanpa di-bully. “Jika dia berpendapat tentang rasa makanan, ya jangan dimaki. Dia tak meminta itu untuk dirinya sendiri, hanya menyampaikan apa yang dia rasakan,” katanya.

Mantan Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo juga ikut komentar. Dia bilang, program MBG dibiayai pajak yang dibayar orang tua si anak juga. “Jadi ini timbal balik. Anak-anak polos itu berhak bicara otentik,” ucap Yustinus. Komika Pandji Pragiwaksono juga ikut nimbrung.
“Tiga orang botak problematik di mata netizen: Cahyadi, Coachy, Pandji,” tulisnya. Deddy merespons komentar-komentar itu dengan santai. “Nggak masalah diserang, udah biasa,” katanya. Kasus ini jadi pengingat buat kita semua tentang pentingnya hati-hati dalam memilih kata, terutama ke anak-anak.

Niat Deddy ngajarin bersyukur bisa dipahami, tapi menyebut “pea” dan bandingin sama pengalaman pribadi malah ngilangin makna positifnya. Sebenernya, kritik siswa soal rasa ayam adalah masukan yang berharga buat program MBG. Pemerintah dan sekolah perlu dengerin kritik kayak gini biar makin banyak anak yang semangat makan makanan bergizi.

Hak anak buat ngomongin pendapat juga harus dihormati. Nyuarain opini soal rasa makanan adalah bagian dari proses belajar. Barangkali aja ayamnya emang kurang enak, sehingga lain kali perlu diperbaiki. Sebagai figur publik, Deddy perlu lebih bijak. Setiap ucapan punya dampak, apalagi kalau audiensnya anak-anak. Yuk, lebih bijak dalam bersikap!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img