BERLEBIHAN! PUTRA PENDIRI PESANTREN GONTOR BILANG KOLOM PENGHAYAT KEPERCAYAAN DI KTP BIKIN INDONESIA BUBAR

Published:

Putra Pendiri Pesantren Gontor berlebihan deh. Masa ganti kolom agama di KTP jadi penghayat kepercayaan bisa bikin negara bubar. Kayaknya nggak gitu-gitu amat deh. Pernyataan itu datang dari Prof. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, Putra pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor sekaligus Rektor UNIDA Gontor.

Dia ngerespon fenomena banyak warga Ponorogo, Jawa Timur yang milih ganti kolom agama di KTP jadi penghayat kepercayaan. Menurut Hamid, langkah ini bisa ganggu persatuan bangsa dan bikin masalah serius dalam kehidupan bernegara. Katanya, kalau semua aliran kepercayaan diakui sebagai agama, beban negara bakal makin berat. “Kan jumlahnya ratusan percayaan itu. Kalau itu semuanya diakui, bagaimana negara akan memikirkan agama-agama itu? Selama ini saja kita dengan lima agama yang ada, kita sudah banyak kecemburuan yang tidak berkesudahan itu, soal gereja, soal masjid, dan lain sebagainya,” katanya.

Dia juga nambahin soal dampak praktisnya, contohnya kayak tuntutan hari libur keagamaan. “Kalau agama ini nanti resmi, dan semua agama diberi hak untuk menjadi agama resmi, dan jumlahnya itu ratusan, kita akan mempunyai hari libur 100-200 hari. Ya kalau setiap agama meminta hari liburnya masing-masing, bubarlah negara ini,” kata Hamid. Hamid juga ngeklaim umat Islam punya tradisi toleransi yang kuat, jadi nggak ada alasan takut negara dikuasai Islam. “Apa salahnya kalau negara ini dikuasai oleh Islam, sementara Islam memberi hak kepada setiap orang untuk hidup berdampingan?” katanya. “Justru bahaya kalau dikuasai agama lain, seperti yang terjadi di India atau di Barat, umat Islam jadi minoritas yang tidak dihormati,” lanjutnya. Karena itu, dia mendesak pemerintah buat nggak ngabulin permintaan perubahan kolom agama ini. “Kalau diterima, akan jadi preseden buruk bagi persatuan bangsa,” ujarnya.

Buat info aja, di Ponorogo permohonan ganti kolom agama jadi penghayat emang naik drastis dalam dua bulan terakhir. Data Disdukcapil Ponorogo nunjukin, sejak Juli–September 2025 ada 62 warga yang resmi ganti identitas, padahal biasanya cuma 3–5 orang per bulan. Kepala Disdukcapil Ponorogo, Masun, bilang kenaikan ini karena warga jadi lebih pede ngakuin diri sebagai penghayat. Pejabat Disdukcapil lainnya, Puryanti, ngejelasin kalau kebijakan ini emang sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang ngakuin hak penganut kepercayaan dalam administrasi kependudukan. Dan ini nggak cuma di Ponorogo doang. Sepanjang 2025, di Jawa Tengah ada lebih dari 6.300 orang yang resmi catet diri sebagai penghayat. Di Blitar, Jawa Timur, udah ada 78 orang.

Tapi, apakah langkah ini adalah preseden buruk? Nggak juga sih. Selama ini para penghayat kepercayaan terpaksa nyantumin agama lain demi administrasi. Sekarang udah ada jalan resmi, harusnya ini langkah bagus dan malah perlu didukung. Pernyataan Hamid yang lain juga berbahaya. Cara mikirnya masih pake kacamata “siapa nguasain, siapa dikuasain.” Dia bilang, “apa salahnya negara dikuasai Islam?”

Lah justru itu masalahnya, pak. Negara ini kan bukan punya satu agama doang. Kalau mayoritas nguasain penuh, biasanya kebijakan jadi condong ke satu sisi aja, dan minoritas bisa ketindas. Tiap negara emang beda-beda mayoritasnya. Kalo di Indonesia yang mayoritas Muslim, di India yang mayoritas Hindu, dan di Eropa atau Amerika yang mayoritas Kristen. Tapi bukan itu poinnya. Yang terpenting adalah, gimana negara bersikap adil dan memperlakukan setara semua warganya, mau yang beragama maupun yang milih jadi penghayat kepercayaan.

Kalau Hamid takut Indonesia bisa bubar cuma gara-gara ada kolom “penghayat kepercayaan”, ya itu berlebihan namanya. Nggak perlu paranoid, lah. Perubahan kolom agama jadi penghayat kepercayaan buat penghayat kepercayaan kan memang seharusnya dilakukan negara. Itu artinya negara bersikap adil dan memperlakukan setara semua warganya. Justru ketika penghayat kepercayaan dipaksa mengisi kolom agama yang nggak sesuai dengan keyakinannya, negara udah berbuat zalim. Kami yakin, Islam nggak menganjurkan kezaliman, bahkan mengecamnya. Tuhan udah ciptain manusia beragam, masa kita paranoid sama keberagaman? Yuk jaga terus keberagaman!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img