Jakarta, PIS – Dosen UGM Karna Wijaya membuat gaduh di media sosial. Ia mengolok-olok insiden pengeroyokan Ade Armando di depan Gedung DPR. Komentarnya di medsos sangat biadab dan tidak mencerminkan sebagai orang terdidik Ia juga menyertakan kolase 9 foto pegiat media sosial, seperti Permadi Arya, Guntur Romli, Denny Siregar, Dewi Tanjung dan lainnya. Satu figur yang diberi tanda silang di tengah adalah Ade Armando. Dia menyertakan kalimat berbunyi, ‘Satu Persatu Dicicil Massa’ diikuti emoticon tertawa.
Karna menyatakan unggahannya tersebut hanya guyonan saja. Padahal perbuatannya itu sudah sangat berlebihan, guyon yang tidak pada tempatnya. Oleh sebab itu pihak rektorat telah memanggilnya untuk menelusuri kebenarannya. UGM sedang mengusut dugaan pelanggaran etik Karna Wijaya. UGM menyatakan berkomitmen serius untuk menangkal masuknya radikalisme di kampus. Proses pemeriksaan Karna dihadiri rektor, wakil rektor bidang Sumber Daya Manusia, dan dekan F-MIPA.
Hasilnya akan ditindaklanjuti oleh Dewan Kehormatan Kampus UGM. Jika terbukti melanggar etik, ia akan diberi sanksi sesuai kesalahan, bisa juga berujung pemecatan. Rektor UGM, Prof Panut Mulyono menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan Karna Wijaya. Ada dugaan, ujaran kebencian yang dilakukan Karna Wijaya karena ia terpapar radikalisme. Isu keradikalan Karna Wijaya itu dibongkar oleh pegiat media sosial, Kajitow Elkayeni. Kajitow menelusuri akar kekerasan Karna dari riwayat hidupnya yang dekat dengan tokoh NII, Syahirul Alim. Karna adalah mahasiswa UGM angkatan 1981 dan dikenal sangat dekat dengan Syahirul Alim.
Disinyalir Syahirul Alim menjadi mentor para mahasiswanya saat itu, termasuk Karna Wijaya. Syahirul Alim ditunjuk sebagai Amir NII oleh Abdullah Sungkar dan pentolan teroris Abu Bakar Baasyir. Apakah hubungan terlarang Karna Wijaya dengan NII itu tetap terjalin mesra sampai kini? Belum cukup bukti, tapi dari gelagatnya di media sosial, Karna terlihat gemar mengungkapkan narasi kekerasan. Oleh sebab itu Densus 88 harus menyisir lebih dalam keterkaitan Karna Wijaya dengan NII. Ayo kita lawan segala bentuk narasi kekerasan.