Seorang ahli Islam bilang, Al Quran yang dibaca umat Islam sekarang bisa jadi beda dengan Al Quran di zaman Nabi Muhammad dulu. Al Quran yang ada saat ini, katanya, adalah hasil editan. Ini tentu bisa bikin kaget banyak umat Islam. Soalnya, selama ini, umat Islam umumnya meyakini kalau al-Quran yang ada sekarang ini benar-benar asli datang dari Allah dan tidak pernah mengalami perubahan. Jadi persis sama, Al Quran di abad ke 1 dulu dengan Al Quran di abad 21
Ini yang dipertanyakan Profesor Mun’im Sirry, PhD. Dia adalah orang Indonesia yang sekarang jadi pengajar Studi Islam di Universitas Notre Dame Amerika Serikat. Pandangannya ini bisa didengar dalam video yang saat ini tersebar di media sosial, salah satunya dalam channel Youtube Apologestory. Kata Mun’im, dia menyampaikan ini bukan untuk mengkritik al-Quran, tapi meluruskan pemahaman Sejarah tentang perkembangan al-Quran. Menurut Mun’im, al-Quran yang ada saat ini adalah hasil standarisasi yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri Mesir. Al-Quran versi Mesir ini untuk pertama kalinya dicetak dan diterbitkan tahun 1924.
Sebelum diterbitkan, pemerintah Mesir membentuk sebuah komite untuk menyeleksi banyak versi kitab atau mushaf al-Quran yang beredar. Waktu itu kan banyak mahasiswa yang datang ke Mesir untuk belajar Islam. Nah, umumnya mahasiswa membawa al-Quran sendiri-sendiri. Ada yang berasal dari Yaman, dari Turki, Indonesia dan banyak negara lainnya. Masalahnya, ada banyak perbedaan di antara masing-masing mushaf itu. Karena khawatir akan membingungkan, pemerintah Mesir kemudian membentuk komite untuk melakukan standarisasi. Al-Quran hasil standarisasi itulah yang kemudian dicetak dan diterbitkan.
Dengan dukungan pemerintah Saudi Arabia, al-Quran yang sudah distandarisasi itu kemudian disebarkan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut Mun’im upaya standarisasi bukan hanya terjadi saat itu. Jauh sebelumnya, itu juga pernah dilakukan. Ini misalnya juga dilakukan oleh Khalifah ke-5 Bani Umayah, Abdul Malik Bin Marwan. Saat itu Khalifah Abdul Malik membentuk komite untuk melakukan standarisasi al-Quran yang terdiri dari enam ulama. Mereka bersama menentukan mana yang perlu dan tidak perlu dimasukkan dalam Al Quran. Sebelum itu, standarisasi al-Quran juga dilakukan juga zaman Khalifah Usman bin Affan. Saat itu, Khalifah Usman mengumpulkan teks-teks al-Quran yang tersebar di banyak tempat dan banyak sahabat Nabi.
Karena ditemukan banyak perbedaan, tidak semua yang dikumpulkan dimasukkan sebagai al-Quran. Penjelasan Mun’im ini sangat penting bagi umat Islam. Kitab Al Quran itu ternyata mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ada bahkan versi Al Quran yang dihilangkan karena dianggap tidak sesuai standar. Umat Islam tentu boleh meyakini bahwa Al Quran adalah kitab sempurna. Tapi harus diakui juga, ada proses standarisasi untuk menjadikan al-Quran seperti yang ada saat ini. Selama ini kan banyak umat Islam yang menganggap kitab suci agama lain tidak asli dan sudah mengalami perubahan
Nah penjelasan Mun’im ini menunjukkan kitab suci umat Islam pun begitu. Jadi silahkan saja meyakini agama sendiri sebagai yang paling benar. Tapi jangan juga menghakimi agama lain sebagai agama yang salah
Yuk beragama dengan saling menghormati!