Jakarta, PIS – Anies Baswedan tak kapok membuat langkah kontroversial. Dia kini mengubah nama kota Tua Jakarta kembali menjadi Batavia. Kata Anies, dia ingin Kota Tua kembali diingat sebagai Batavia seperti masa lalu.
Boro-boro dipuji, langkah Anies ini menuai banyak kritik. Masalahnya, dia seperti ingin merayakan kembali penjajahan Belanda. Nama asli Jakarta adalah Jayakarta. Nama itu diubah menjadi Batavia pada 1621 oleh Jan Pieterszoon Coen yang membumihanguskan Jayakarta.
Jadi kalau sekarang Anies mengembalikan nama Batavia, itu kan seperti merayakan kemenangan Coen? Langkah Anies tersebut dianggap bertentangan dengan semangat dekolonisasi yang gencar dilakukan di seluruh dunia.
Anies juga seperti ingin membalikkan arah jarum jam. Sejak tahun 1970-an Ali Sadikin sudah berupaya menghilangkan jejak Belanda. Dia misalnya mengubah bangunan bekas gudang VOC menjadi Museum Bahari;
Gedung Raad van Justitie diubah menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik; Museum Batavia diubah menjadi Museum Sejarah Jakarta; Ia mendirikan Museum Wayang di gedung yang dulunya merupakan lokasi Oud Batavia Museum.
Selain itu, Ali Sadikin memerintahkan membuat replika prasasti dari Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda Pajajaran. Ali Sadikin juga memesan lukisan berukuran 3 x 10 meter dari maestro lukis Indonesia, S. Sudjojono.
Lukisan yang berjudul “Pertempuran Antara Sultan Agung dan J. P. Coen” tersebut dipasang di salah satu ruangan museum untuk mengilustrasikan semangat anti-kolonial. Kini, Anies malah mengembalikan nama Batavia. ANIES, STOP DUKUNG KOLONIALISME!