Jakarta, PIS – Ternyata aksi intoleransi pasca gempa bukan cuma terjadi di Cianjur. Tapi juga pernah terjadi di Jogjakarta. Tunggu-tunggu. Apa maksudnya? Emang ada apa sih Oke, mungkin sebagian Bestie PIS masih belum tahu.
Jadi, baru-baru ini ada sekelompok orang yang bikin rusuh di Cianjur pasca gempa. Mereka nyopotin paksa label gereja yang tertulis di tenda bantuan kemanusiaan. Gara-gara aksi intoleransi itu, warga pengungsi menderita kerugian.
Banyak tenda yang bocor dan pengungsi jadi kehujanan. Belakangan ketahuan pelakunya anggota ormas radikal, Gerakan Reformis Islam (Garis). Alhamdulillah, polisi sudah bersikap keras dan memeriksa pelaku.
Kalo dilihat ke belakang, ini bukan yang pertama loh, Bestie PIS. Kejadian yang sama juga pernah terjadi di Yogyakarta setelah gempa tahun 2006. Waktu itu, ormas radikal menghalang-halangi bantuan kemanusian dari warga minoritas non-muslim.
Pelakunya, anggota FPI dan Front Jihad Islam (FJI). Mereka mencegat bantuan kemanusian yang mau dikasih. Tapi bantuannya mereka ambil. Kata Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, ada kesamaan apa yang dilakuin Garis, FPI, dan FJI.
Tiga ormas radikal itu sering nuduh ada misi terselubung dibalik bantuan kemanusiaan, terutama dari kelompok non-muslim. Tuduhannya, kristenisasi atau pemurtadan. Padahal, bencana itu justru ujian buat solidaritas dan kemanusiaan kita.
Apakah masih ada dan terawat atau nggak, di tengah perbedaan agama dan suku. Btw, FPI dan Garis itu punya kesamaan, Bestie PIS.
Mereka sama-sama terafiliasi dengan jaringan teroris dunia, ISIS. Untungnya, FPI sudah dibubarin, walaupun Garis belum. Mudah-mudahan aparat kepolisian semakin tegas ke Garis dan ormas-ormas sejenisnya. YUK, KITA LAWAN TERUS ORMAS RADIKAL!