Sekarang ini kan banyak pria muslim yang menyangka menggunakan celana cingkrang dan berjenggot itu adalah sunnah nabi? Jadi bercingkrang ria dan berjenggot ria itu perlu dilakukan di abad 21 ini. Pertanyaannya: apa iya?
Seorang ulama asal Rembang, Jawa Tengah, Ahmad Bahauddin Nursalim, bilang itu enggak penting! Ulama ahli Tafsir islam yang biasa dipanggil Gus Baha ini bilang celana cingkrang dan jenggot panjang itu mudah banget. Jadi sama sekali nggak penting untuk ditiru. Yang lebih penting, kata Gus Baha, adalah memahami al-Quran dan melaksanakan kandungannya. Lucunya banyak umat Islam yang justru mementingkan sunah-sunah yang gak esensial itu.
Gus Baha bercerita tentang apa yang terjadi dalam sebuah forum yang pernah dia hadiri di Jakarta. Saat itu Gus Baha berada di forum itu. Menjelang acara dimulai, datang beberapa Kiai yang akan menjadi pembicara dalam forum itu. Kiai-kiai itu hanya mengenakan pakaian biasa, bahkan ada juga yang mengenakan sarung. Saat Kiai itu akan bicara, sebagian peserta dalam forum itu keluar meninggalkan ruangan. Mereka menganggap, karena tidak mengenakan celana cingkrang dan berjenggot, para kiai itu tak layak didengarkan omongannya. Bagi mereka, para kiai yang jadi pembicara itu bukanlah seorang yang menegakkan sunnah sehingga gak layak didengarkan.
Salah satu dari mereka bertanya kepada Gus Baha: ‘Pak Baha, kenapa Anda masih mendengarkan mereka? “Mereka kan tidak mengikuti sunah Rasul karena tidak bercelana cingkrang,” tanya orang itu lagi. “Kalau hanya soal celana cingkrang dan jenggot, itu gampang banget,” jawab Gus Baha menyindir. Yang lebih penting, kata Gus Baha, adalah mengikuti teladan Nabi Muhammad untuk mengamalkan apa yang diajarkan dalam Al Quran dalam kehidupan sehari-hari. Itu yang jauh lebih sulit.
Gus Baha menyesalkan, banyak umat Islam yang memahami sunnah Rasul pada aspek lahiriah saja, seperti pakaian atau tampilan fisik. Tapi mereka mengabaikan esensi ajaran Islam yang lebih dalam. Menurut Gus Baha, sekadar tampilan fisik tidak cukup untuk menentukan apakah seseorang sudah menjalankan sunah Rasul atau belum. Ia juga mengingatkan bahwa pemahaman yang sempit terhadap agama bisa menyebabkan perpecahan di antara umat Islam sendiri.
Banyak umat Islam di Indonesia yang sering banget menilai ketaatan seseorang hanya berdasarkan tampilan fisiknya. Mereka dengan mudah mengatakan seseorang itu taat atau tidak taat beragama hanya karena pakaian atau tampilan seseorang. Bahkan itu dilakukan oleh seorang ulama sekaliber Khalid Basalamah. Pandangan sempit Khalid ini terlihat saat ia menilai warga Palestina. Dia bilang, penderitaan yang dialami warga Palestina itu terjadi akibat mereka tidak taat kepada Allah. Nah indikator tidak taatnya itu adalah cara berpakaian dan penampilan muslim di sana. Dia bilang, muslimah di sana jarang yang mengenakan jilbab. Sementara muslim laki-lakinya hanya sedikit yang berjenggot.
Kalau logika seperti Khalid ini dipakai, ya kita bisa saja bertanya, kok Allah tidak menghukum masyarakat di negara-negara Barat yang tidak berjilbab? Kok Barat itu lebih Makmur daripada negara-negara yang warganya banyak berjilbab? Sudahlah, tinggalkan ya cara berpikir sempit semacam itu. Yuk beragama dengan akal sehat!