Jakarta, PIS – Ada kabar mengejutkan nih. Arab Saudi dan Iran akhirnya mengakhiri perselisihan yang sudah berlangsung lama. Mereka sepakat berdamai berkat mediasi oleh China.
Kesepakatan perdamaian ditandatangani oleh masing-masing pejabat keamanan. Iran diwakili Ali Shamkhani, dan Saudi Musaid bin Muhammad Al-Aiban. Dalam waktu dua bulan, Teheran dan Riyadh akan kembali membuka kedutaan masing-masing.
Diplomat China Wang Yi bilang kesepakatan ini sebagai kemenangan dialog dan perdamaian. Katanya, China sebagai mediator telah memenuhi tugasnya sebagai tuan rumah dialog.
Sedikit info ya. Arab Saudi dan Iran telah berselisih sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979. Tapi hubungan diplomatik keduanya baru terputus pada 2016. Saat itu Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkemuka.
Ini memicu protes keras di Iran, sampai Kedutaan Arab Saudi di Teheran diserbu massa. Pada 2019 Saudi menuding Iran sebagai dalang penyerangan rudal dan drone pada kilang minyak dan kapal tanker minyak.
Tak hanya itu, keduanya juga terlibat dalam perang proksi di banyak zona konflik di Timur Tengah, salah satunya konflik di Yaman dan Suriah. Sebenarnya pembicaraan damai antar keduanya telah dimulai sejak 2021.
Saat itu kedua pihak bertemu di Irak dan Oman tetapi tidak menemukan kata sepakat. Keberhasilan China menjadi mediator Iran dan Arab Saudi mendapat beragam komentar. Robert Mogielnicki, dari Institut Negara Teluk Arab di Washington, DC, bilang kesepakatan ini adalah bukti pengaruh China yang meningkat.
Sina Toossi, dari Pusat Kebijakan Internasional di Washington, DC, bilang China punya kepentingan yang jelas. Katanya, Teluk merupakan sumber energi vital bagi Beijing. Konflik di Teluk Persia hanya akan mempengaruhi pasokan energi dan kepentingan ekonomi China.
Tak hanya itu, perdamaian ini juga punya pengaruh besar bagi konflik di Timur Tengah. Yuk doakan semoga kesepakatan damai ini bisa terus diwujudkan