Diskriminasi Di SMAN 2 Depok, Hoax Atau Fakta?

Published:

Jakarta, PIS – Beberapa hari lalu sempat beredar dugaan diskriminasi di SMA Negeri 2 Kota Depok. Dikabarkan, para siswa Kristen tidak dapat ruang untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler rohani.

Mereka bahkan dibiarkan duduk ngemper di lantai. Cerita ini diungkap seorang guru SMA Negeri 2 Depok melalui pesan singkat pada 4 Oktober kemarin. Kata dia, semula para siswa Kristen menggunakan ruang multiguna.

Tapi kemudian mereka disuruh keluar karena dibilang ruangan itu akan digunakan untuk keperluan lain. Akibatnya para siswa terpaksa pindah ke pelataran atau lorong kelas. Kepala sekolah SMAN 2 Kota Depok membantah hal itu.

Menurutnya, ruang itu sedang dialihfungsikan untuk menampung seragam baru siswa. Pembina Kerohanian Kristen SMAN 2, Mayesti Sitorus juga telah memberikan klarifikasi. Ia meluruskan keterangan sebelumnya yang telah dikutip Tempo 7 Oktober 2022.

Seperti dikutip Tempo, Mayesti menyatakan siswa Kristen terpaksa beribadah di selasar dan tangga sekolah. Dia juga mengatakan, itu bukan kejadian pertama, dan sudah sering mereka mendapat perlakuan tidak mengenakkan.

Tapi di Kompas 8 Oktober 2022, Mayesti mengeluarkan cerita berbeda. Menurutnya, para siswa itu sedang menunggu ruangan dibuka oleh petugas kebersihan sekolah. Versi mana yang lebih bisa dipercaya?

Belum jelas benar. Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, prihatin atas dugaan diskriminasi itu. Saat ini kementeriannya sedang melakukan investigasi untuk mengusut dan menangani kasus tersebut.

Nadiem terus mendorong penghapusan tiga dosa besar pendidikan. Yaitu intoleransi, perundungan dan kekerasan seksual. Jika benar kasus dugaan diskriminasi di SMAN 2 Depok terjadi, itu sungguh memalukan. DISKRIMINASI HARUS DILAWAN, APALAGI DI SEKOLAH!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img