Felix Siauw disemprit MUI. Itu karena salah satu tokoh Hizbut Tahrir Indonesia dianggap salah menafsir hadis soal wukuf di Arafah.
Jadi, Felix baru-baru ini merilis video di Youtube soal kapan penentuan Idul Adha. Kata dia, mengutip ulama, penentuan Idul Adha diserahkan kepada penduduk kota Mekkah. Video Felix itu mungkin ingin menyindir pemerintah Indonesia yang berbeda dalam penetapan Hari Raya Idul Adha dengan di Arab Saudi.
Asal tahu saja, Idul Adha di Indonesia jatuh pada tanggal 29 Juni, sementara di Saudi jatuh pada tanggal 28 Juni. Felix lalu berkata, puasa Arafah itu harus mengikuti orang yang sedang wukuf di Arafah. Artinya, kata dia, puasa Arafah harus mengikuti Saudi, bukan mengikuti pemerintah Indonesia.
Dia pun mengutip hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan Abu Daud. Bunyinya, “Haji itu wukuf di Arafah”. Pernyataan Felix itu kemudian disemprit Ketua MUI, Cholil Nafis. Kata Cholil, kalau baru masuk Islam, Felix seharusnya belajar Islam dulu. Jangan langsung loncat jadi mufti (pemberi fatwa) agar tidak merusak Islam.
Cholil menyarankan agar Felix membaca ajaran Islam dari sumber aslinya. “Jangan ngarang sendiri agar tak tersesat,” tweetnya. Sebelum disemprit Cholil, video Felix itu sudah dibantah Sholihin Bunyamin. Kata Sholihin, Felix salah menafsirkan hadis “Haji itu wukuf di Arafah”. Menurutnya, hadis itu bukan untuk dalil penentuan kapan Idul Adha. Tapi pesan dari hadis itu adalah orang yang melaksanakan ibadah haji wajib wukuf di Arafah.
Selain mualaf, Felix memang diketahui tidak pernah belajar agama secara khusus, baik di pesantren maupun di kampus Islam. Felix belajar tentang Islam dari buku yang dibacanya dan pengajian yang diikutinya. Meski begitu, bukan berarti hanya lulusan pesantren dan kampus Islam yang berhak untuk berdakwah.
Bahwa Felix dianggap salah berpendapat dalam dakwahnya, siapapun berhak mengkritiknya. Fans Felix tidak perlu baper dan membangun narasi mengkritik Felix sama dengan menyerang Islam.
Yuk, beragama dengan akal sehat!
