Gegara Dituduh Kasar dan Arogan, Menteri Pendidikan Tinggi Didemo Besar-besaran

Published:

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) lagi rame banget nih. Gara-garanya Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro dikabarin sering bertindak arogan kepada para pegawainya dan staf di rumah dinasnya. Yang ngebongkar kelakuan Satryo adalah Neni Herlina yang mengaku dipecat secara sepihak oleh Satryo. Neni ini awalnya menjabat sebagai Pranata Humas Ahli Muda & Pj Rumah Tangga Kementerian Pendidikan Tinggi. Neni ini bilang dia dimarahin Satryo cuma gara-gara meja kerja baru sang menteri. Satryo yang gak puas dengan meja yang disediain itu marah-marah, bahkan samapai mengancam bakal memecat Neni. Neni juga dimarahin terkait pemasangan internet di rumah dinas menteri. Satryo meminta internet sesegera mungkin dipasang. Tapi karena pengerjaan pemasangan diminta secepatnya akhirnya prosesnya sampai malam, dan ini yang justru bikin dia marah.

Besoknya, di tanggal 17 Januari, Satryo datang ke ruang kerja Neny.Di situ, Satryo membentak dan memecat Neni di hadapan para pegawai. Tapi bukan cuma kasus Neni yang diributin orang. Ada pula rekaman audio berdurasi 3 menit 22 detik berisi suara seseorang yang lagi marahin pegawai di Rumah Dinas menteri di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Suara pria itu dianggap sebagai suara Satryo. Terdengar juga benda jatuh yang mengesankan bahwa benda itu sengaja dilempar ke arah pegawai tersebut, meski dia telah berulang kali meminta maaf. Dari perbicaraan terdengar kalau Satryo marah karena di rumah tersebut tidak ada air. Dari sinilah para pegawai berdemo dengan pakaian serba hitam di depan Kantor Kemendikti pada 20 Januari lalu.

Mereka memprotes tindakan Satryo yang dianggap tidak adil. Selain soal pemecatan sepihak dan perlakuan kasar terhadap pegawai, Satryo juga dituduh menampar bawahannya dan melakukan mutasi besar-besaran. Gedung kementerian juga dipenuhi oleh spanduk tuntutan yang berisi keluhan dari pegawai.
“Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka pemarah, suka main tampar dan main pecat,” tulis salah satu spanduk. Spanduk lain berbunyi: “Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo & Istri” Karena ramai akhirnya Satryo pun angkat bicara. Dia membantah bersikap arogan dan menampar pegawainya. Dia juga bilang rekaman yang beredar itu tidak berisi suaranya. Satryo membantah memecat bawahannya, melainkan hanya memindahkan tempat bekerjanya, alias mutasi. Mutasi itu, menurut Satryo itu adalah upaya restrukturisasi sebagai langkah menjalankan amanat Presiden untuk menghemat anggaran pemerintah.

Apa yang terjadi ini memerlukan perhatian serius. Kebenaran kasusnya masih simpang siur, dan belum ada kebenaran yang bisa dibuktikan. Sejauh ini belum ada bukti bahwa Satryo memang menampar anak buahnya. Belum jelas juga apakah Satryo marah karena ketidakcakapan sang pegawai atau karena sikapnya yang arogan. Satryo dikenal sebagai ilmuwan yang bereputasi tinggi. Dia telah menerbitkan total 99 publikasi ilmiah. Satryo sendiri sebenarnya tidak asing dengan lingkungan birokrasi pemerintah. Sebelum ini ia pernah menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi periode 1999 hingga 2007. Karena itu, kasus ini nampaknya perlu dipelajari secara lebih hati-hati agar pemerintah perlu mengambil langkah yang tepat.

DPR sendiri sudah memanggil Satryo untuk hadir pada Rabu besok. Yuk adil dalam bersikap!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img