Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diserang lagi oleh para pembencinya. Mas Gibran dibilang Wapres planga plongo dan bodoh karena terekam dalam video dia terlihat celingukan saat memberikan sambutan. Masalahnya, video yang diposting adalah video hasil editan, atau hoaks. Video itu diposting oleh akun Instagram @negeriparabegundal.id.
Dalam postingannya, dia mengedit video Mas Gibran saat hadir di Pembukaan Festival Legu Tara No Ate di Ternate, Maluku Utara 16 Oktober lalu. Dalam sesi sambutannya, Gibran dalam postingan itu memang terlihat diam dan beberapa kali melihat ke arah belakang. Gestur itu lah yang dimanfaatkan para pembenci dan mengeditnya dengan menambahkan suara tertawaan. “Gara-gara Lupa Bawa Teks Pidato” tulis pemilik akun di dalam video itu.
Postingan ini langsung viral dan mengundang hujatan netizen. “Inilah kualitas wapres terbaik sepanjang maksa”, tulis salah sayu netizen. “Wapres paling memalukan sejarah Indonesia, plunga plongo kosong melompong”, tambah lainnya.
Tapi dari sekian banyak yang terprovokasi, untungnya masih banyak netizen yang tau kalau video ini hoaks. “Hey backsoundnya jangan di edit, dia lagi nunggu karena ada suara adzan, fitnahnya Astaghfirullah ya”, tulis seorang netizen. “Disini bisa terlihat di komen manusia dengan kualitas bobrok, gampang terprovokasi”, tulis yang lain.
Dan ya, fakta sebenarnya dalam sesi itu Mas Gibran memang sedang sengaja diam karena adzan sedang berkumandang. Akun instagram @praburevolusi pun membantah hoaks ini dan menambahkan video dengan suara aslinya. “Harus nyapuin postingan Mimin @negeriparabegundal.id. Mainnya gini amat ya Min”, tulisnya di caption. “Ini mah bukan kritik, tapi pembohongan publik”, lanjutnya.
Bukti bertambah lagi setelah pengunjung yang merekam video itu pun memuji Gibran karena tau adab dalam Islam. “Keren keren”, ucap perekam. Nah, dari sini kelihatan banget gimana gampangnya hoaks bisa nyebar cuma karena potongan video beberapa detik. Padahal kalau liat full-nya, konteksnya beda jauh.
Dalam Islam, diam pas adzan itu malah dianjurkan. Nabi Muhammad SAW pernah bilang, “Apabila kamu mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin.” (HR. Bukhari dan Muslim). Artinya, kita diminta berhenti sejenak, mendengarkan, dan menghormati panggilan itu. Jadi bukan cuma Gibran aja yang begitu — di sekolah, kantor, sampai acara TV pun biasanya juga berhenti sejenak waktu adzan. Itu udah jadi bentuk adab yang wajar di masyarakat kita. Gibran bukan bingung atau plonga-plongo, tapi justru sedang menghormati waktu ibadah.
Tapi sayangnya, di era medsos kayak sekarang, orang lebih cepat percaya potongan video daripada ngecek konteks. Potongan 5 detik bisa ngerusak reputasi seseorang, apalagi kalau udah ditambah caption provokatif. Padahal cukup buka video aslinya aja, semuanya bisa dijelasin dengan mudah. Kami di Gerakan PIS pengen ngingetin satu hal penting: jangan buru-buru menghakimi tanpa tabayyun. Politik boleh panas, tapi akal sehat jangan ikut kebakar. Kita semua perlu sadar kalau ruang digital itu punya dampak nyata — satu unggahan bisa bikin jutaan orang salah paham.
Dan yang gak kalah penting, adab keagamaan kayak gini jangan malah dijadikan bahan ejekan. Diam saat adzan bukan cuma soal religiusitas, tapi juga sopan santun yang udah lama jadi bagian dari budaya Indonesia. Justru bagus kalau pejabat masih punya rasa hormat kayak gitu. Itu tandanya nilai spiritual masih hidup di tengah politik yang makin keras.
Jadi, daripada sibuk nyebar fitnah, mending belajar buat berhenti sebentar — sama kayak Gibran waktu dengar adzan. Karena kadang, yang bikin kita terlihat “bodoh” di medsos bukan diamnya orang lain, tapi cepatnya jari kita menyebar hal yang belum tentu benar. Yukk cerdas bermedia sosial!
**KATEGORI: PENANGKALAN DISINFORMASI**


