Jakarta, PIS – Terobosan demi terosan terus dilakukan Arab Saudi. Terbaru, Saudi membolehkan patung-patung dipamerkan di Riyadh, Ibukota Saudi. Patung-patung itu menggambarkan perempuan Saudi yang mengikuti zaman, tapi tidak melupakan akar budayanya.
Salah satu pematung asal Saudi yang mendapat kesempatan emas itu adalah Awatif Al-Keneibit. Keneibit tidak pernah membayangkan hal ini bakal terjadi sebelumnya. Keneibit melihat ini adalah jalan bagi perempuan Saudi untuk terlibat dalam menciptakan seni.
Sebelumnya, Keneibit terpaksa membuat galeri pribadi di bagian bawah rumahnya. Galeri itu dibuat khusus untuk teman dan tamunya karena dilarang negara pada 2009. “Kita adalah generasi yang telah mengalami banyak perubahan, dari larangan total hingga keterbukaan total,” kata Keneibit.
“Insya Allah kita akan mendapatkan keseimbangan,” tambahnya. Apa yang terjadi di Saudi ini bisa dibilang jadi titik balik kembalinya industri seni di Saudi. Bayangin, sebelumnya Saudi melarang keras patung dan ekspresi seni lainnya selama puluhan tahun.
Menurut doktrin Wahabisme yang jadi ideologi Saudi, patung dan ekspresi seni lainnya adalah hal yang diharamkan. Karena itu, kita tidak akan menemukan patung dan ekspresi seni lainnya di Saudi sebelumnya.
Tapi, sekarang Saudi sudah berubah. Melalui Visi Saudi 2023, Saudi ingin membranding dirinya sebagai negara terbuka dan maju. Banyak aturan yang mengekang perempuan dan kemajuan yang dirombak. Sektor pariwisata digalakkan dan peran perempuan diberi ruang seluas-luasnya. Keren ya, Saudi.
Kalau Saudi bisa terbuka dan progresif, masa kita mau sebaliknya?
