Guru Tak Beradab Bahagia Mempermalukan Murid Yang Belum Bayar SPP

Published:

Guru kelas 4 di SD di Medan ini sama sekali nggak pantas jadi guru! Masa dia bikin aturan seenaknya, menghukum muridnya untuk belajar sambil duduk di lantai kelas. Si murid ini nggak bandel, nggak malas, nggak biang rusuh. Tapi karena kondisi ekonomi, orang tua si anak belum bisa bayar SPP-nya selama 3 bulan. Kok si guru tega-teganya menghukum muridnya untuk tidak duduk di kursi. Si guru jelas ingin mempermalukan si anak.

In terjadi selama tiga hari, dari 6 sampai 8 Januari. Peristiwa ini baru diketahui Kamelia, ibu si anak, waktu anaknya itu nggak mau berangkat sekolah. Awalnya dia pikir anaknya cuma malas. Tapi setelah didesak, anaknya akhirnya cerita kalau dia malu terus-terusan duduk di lantai. Kamelia kaget dan langsung datang ke sekolah buat memastikan. Benar aja, anaknya memang dipaksa belajar di lantai. Makin gongnya lagi, aturan duduk di lantai ini cuma keputusan sepihak dari wali kelas, tanpa sepengetahuan kepala sekolah. Padahal, sebelumnya Kamelia sudah coba minta keringanan waktu. Dia sudah berencana jual HP untuk bayar SPP.

Tapi belum sempat terbayar, anaknya sudah kepalang dihukum. Setelah kasus ini viral, kepala sekolah cepat bertindak dan meminta maaf ke keluarga Kamelia. Menurutnya, sekolah nggak pernah bikin aturan murid harus belajar di lantai kalau belum bayar uang sekolah. Tapi, wali kelas yang bikin aturan sendiri itu, semula tetap keukeuh dengan tindakannya. Bahkan anak dari guru itu juga ikut campur dan gak terima kalau ibunya disalahkan. Tapi sekolah nggak mau tahu. Mereka sudah memberi sanksi skors kepada sang guru. Kepala Dinas Pendidikan Medan, Benny Sinomba Siregar, bilang pihaknya bakal lakuin klarifikasi dan menindaklanjuti masalah ini. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumut Ihwan Ritonga menegaskan pentingnya sanksi tegas agar kejadian serupa nggak terulang.

Menurutnya, sekolah harus lebih bijak mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membantu murid yang kesulitan. Bahkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti ikut bersuara. Dia mengingatkan kalau pendidikan seharusnya memuliakan murid dan bukan jadi tempat mempermalukan mereka. Kabarnya, walau si guru udah meminta maaf, Kamelia berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain demi kesehatan mental anaknya. Menurutnya kejadian ini membuat anaknya jadi minder dan trauma bersekolah. Alhamdulillahnya, di tengah kehebohan ini, ada kabar baik.

Si anak dapetin beasiswa hingga ke jenjang SMA dari Partai Gerindra. Ini disampain langsung sama Ketua DPD Gerindra Sumut, Ade Jona Prasetyo. Dia jelasin kalau selain program makan siang gratis, ada juga pemberian beasiswa. Apa yang terjadi di Medan ini semoga membuka mata kita semua. Pendidikan bukan layanan eksklusif untuk mereka yang mampu bayar penuh. Pendidikan adalah hak dasar setiap anak. Sekolah punya tanggung jawab moral dan hukum untuk memastikan semua murid bisa belajar dengan bermartabat. Kita harus memastikan nggak ada lagi anak-anak yang dihukum atau dipermalukan karena alasan finansial. Mari kita buat ruang belajar jadi tempat yang memuliakan manusia, bukan sebaliknya!

Pendidikan untuk Semua!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img