Influencer Ferry Irwandi membongkar kebusukan bisnis garam ruqyah. Menurutnya, bisnis garam ruqyah bukanlah bisnis, tapi penipuan yang berkedok agama. Dengan berkedok agama, garam itu kini telah terjual dengan mencapai omset miliaran rupiah! Menurut Ferry, ada tiga alasan kenapa bisnis itu dianggap sebagai penipuan. Pertama para penjual menawarkan garam itu sebagai bagian dari anjuran agama, khususnya Islam. Padahal tidak ada satu riwayat hadist pun yang bisa dijadikan dasar atas klaim itu. Sejumlah ulama bahkan menyebut itu sebagai praktek bid’ah. Ini misalnya disampaikan oleh Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sanusi dan Syaikh Utsman Al-Khamis.
Alasan kedua, para penjual ini memajang foto ulama besar Syaikh Ali Jaber tanpa izin untuk menarik para pembelinya. Menurut Ferry, ini benar-benar tindakan jahat yang dilakukan produsen dan penjual garam ruqyah. Bukan hanya Syaikh Ali Jaber, para penjual garam ruqyah itu juga menggunakan sejumlah penceramah terkenal sebagai bintang iklannya. Antara lain Ustadz Abdul Somad, Mamah Dedeh, Ustad Adi Hidayat dan lainnya. Culasnya, mereka bikin iklan itu dengan teknologi AI. Dengan AI seolah benar-benar para penceramah itu mempromosikan produk itu dan menyampaikan manfaatnya.
Kenyataanya, mereka tidak melakukan itu. Bantahan misalnya dilakukan oleh Ustad Adi Hidayat. Walau disayangkan, penceramah lainnya tidak terdengar menyampaikan bantahan.
Alasan ketiga, menurut Ferry adanya over klaim yang dilakukan oleh pebisnis garam ruqyah. Bayangkan semua hal yang ingin didapatkan di dunia ini, bisa didapatkan hanya dengan mandi air garam ruqyah. Misalnya mulai dari ingin punya anak, ingin jualannya laku, ingin sembuh dari satu penyakit, ingin karier yang bagus dan lain sebagainya. Mirisnya lagi kata Ferry, keuntungan dari para penjual garam ruqyah ini tidak sedikitpun dinikmati oleh para petani garam. Ferry merasa perlu membongkar penipuan garam ruqyah ini, karena menurutnya ini benar-benar sudah meresahkan. Sudah banyak masyarakat tertipu dengan klaim-klaim penjual garam ruqyah ini. Bayangkan, dengan berbagai klaim mereka saat ini, garam ruqyah sudah menjadi salah satu barang paling laku di marketplace. Dalam catatan Ferry, satu toko bisa menjual ribuan bahkan puluhan ribu item. Bahkan Ferry menemukan, beberapa toko sudah ada yang beromset mencapai 4,4 miliar rupiah!
Modal membuat garam ruqyah ini juga sangat kecil. Hanya dengan modal sekitar lima ribu rupiah, para penipu bisa menjual produk ini mencapai 150 ribu rupiah. Bayangkan keuntungannya mencapai 2000 persen! Karenanya Ferry menyebut bisnis garam ruqyah adalah bisnis abad ini. Semua keberhasilan ini dicapai hanya dengan membungkus produk ini dengan bungkus agama. Menurut Ferry karena bungkus agama juga tidak banyak orang yang mau mempermasalahkan ini. Padahal itu adalah penipuan yang nyata. Bahkan pemerintah yang seharusnya melindungi masyarakat, juga tidak bersuara tentang ini.
Korban dari penipuan ini juga adalah orang-orang kecil, orang-orang miskin. Karena itu, Ferry mengajak orang-orang terdidik untuk melakukan perlawanan. Jangan biarkan praktek yang sebenarnya penipuan tetap melanggeng karena tidak ada yang berani mempermasalahkan.
Kami di PIS sendiri sudah menyuarakan ini dari dua bulan lalu. Semoga ajakan Ferry ini direspon olah banyak yang lainnya juga ya.
Yukk lawan pembodohan atas nama agama!