Ini udah jelas blunder di dunia seni sih. Sosok Yesus di pertunjukkan musikal klasik diperankan oleh artis wanita. Namanya Cynthia Erivo. Cynthia ditunjuk jadi pemeran utama Yesus di film musikal klasik berjudul Jesus Christ Superstar. Btw, Cynthia mengaku dia seorang lesbian. Pernyataan ini dengan tegas dia sampein di wawancara bersama British Vogue di tahun 2021.
Pertunjukkan itu rencananya bakal ditampilkan di amfiteater outdoor yaitu Hollywood Bowl dari tanggal 1 sampe 3 Agustus 2025 mendatang. Erivo pun menyambut kabar ini dengan gembira. Di akun instagramnya dia menulis “Sedikit sibuk di musim panas ini, tidak sabar menunggu”. Pertunjukkan ini akan disutradarai dan dikoreografi sama Sergio Trujillo.
Jesus Christ Superstar itu pertunjukkan musikal klasik tahun 1973. Musikal ini diadaptasi dari rock opera karya Andrew Lloyd Weber dan Tim Rice yang menceritakan kehidupan Yesus Kristus. Mulai dari kedatangan Yesus di Yerusalem sampai penyalibannya. Cuma emang diceritainnya dari sudut pandang Yudas Iskariot, salah satu murid Yesus. Musikal ini lebih fokus ke konflik manusiawi Yesus, hubungan tegangnya dengan Yudas dan penderitaan serta keraguan Yesus menjelang kematian.
Cynthia Erivo terkenal karena perannya sebagai penyihir di film Wicked tahun 2024 yang diperankannya bersama penyanyi Ariana Grande. Erivo emang pernah main pertunjukkan musikal klasik yang berkaitan dengan Yesus. Judulnya Jesus Christ Superstar: She is Risen dan ditayangkan tahun 2020. Dia berperan sebagai Maria Magdalena dimana film ini dibuat dengan konsep khusus wanita.
Pemilihan Cynthia sebagai Yesus dikritik abis. Banyak dari mereka yang mencap keputusan itu sebagai “penghujatan” dan “tidak sopan”. Misalnya tiktoker @r3alism_official yang mengunggah video kritikannya pada Rabu, 19 Februari lalu. “Wanita ini akan memerankan Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat Kita di Broadway, dia ini perempuan. Dia terkenal di film Wicked, pasti bakalan banyak orang yang nonton”, ujarnya. “Menurut saya pribadi, ini sangat tidak sopan. Yesus itu Tuhan dan Penyelamat kita. Ini nggak cuma sekedar ikon budaya yang bisa anda bentuk menjadi apa yang kalian mau”, lanjutnya. “Dia penyelamat kita. Yesus itu pria, bukan wanita.Ayo berpikirlah dengan benar, ini jelas bentuk ketidaksopanan yang ekstrim”, tegasnya.
Mungkin maksud si pembuat film ingin mengangkat isu transgender dan kebebasan berekspresi kali ya, cuma jelas berlebihan lah. Yesus itu figur sakral buat umat Kristen, dan di Alkitab, dia jelas digambarkan sebagai laki-laki. Ini bukan soal representasi gender, tapi juga soal menghormati kisah asli yang udah diyakini selama ribuan tahun.
Memang benar di dunia seni, interpretasi ulang terhadap karakter udah sering terjadi. Tapi biasanya sama karakter fiksi, kayak Sherlock Holmes, James Bond, ataupun Hamlet. Sedangkan Yesus itu sosok spiritual yang sangat dihormati jutaan umat Kristen di seluruh dunia. Kalo mau eksplor karakter perempuan kuat, kenapa nggak bikin cerita baru aja daripada harus mengubah figur religius yang udah ada? Kan bisa bikin cerita baru, tapi tetap menyoroti perspektif perempuan dalam konteks spiritual atau kepemimpinan. Misalnya, sosok Bunda Teresa.
Ini bukan inovasi baru. Ini jelas blunder yang menyakiti hati umat kristen. Yuk cerdas dalam berkarya!