Kata Ustadz Khalid Basalamah, Tidak Ada Larangan Restoran Buka Siang Hari Bulan Ramadhan

Published:

Apa yang disampaikan Ustadz Khalid Basalamah patut diacungi jempol! Dia ingetin soal pentingnya menghormati orang yang nggak puasa. Dia juga menyinggung sekelompok umat Islam yang merasa terganggu dengan warung makan yang buka pada siang hari bulan Ramadhan. Pernyataan ini dia katakan di podcast YouTube Khalid Basalamah Official pada 16 Maret lalu.

Ustadz Khalid mengutip riwayat yang menjelaskan suatu saat sebagian sahabat Nabi Muhammad nggak berpuasa, sebagian lagi berpuasa. Pada 15 Ramadhan tahun 2 Hijriah, para sahabat diperintah untuk turun dalam laga Perang Badar untuk melawan tentara Quraish. Sebelum berangkat bersama, Nabi memberi keringanan kepada para sahabat untuk nggak berpuasa. Tapi bagi yang mau puasa, nabi persilakan. Keringanan itu diberikan karena jarak tempuh Madinah-Badr sangat jauh ketika itu, yaitu 130 KM. Apalagi nabi dan para sahabat akan berperang.

Yang bikin kagum, para sahabat yang terbelah menjadi 2 kelompok itu saling menghormati. “Sungguh orang berpuasa di antara kami, tidak menyalahkan orang yang berbuka puasa. Dan orang yang berbuka puasa tidak menyalahkan orang yang berpuasa,” kata Ustadz Khalid mengutip riwayat. Ustadz Khalid lalu mengingatkan negara kita adalah negara yang beragam secara agama. Nggak semua orang di Indonesia beragama Islam, ada juga yang non-muslim. Karena itu, ada celah buat non-muslim yang membutuhkan makan, katanya.

Bahkan dalam Islam sendiri, pada kondisi tertentu seorang muslim dibolehkan nggak puasa. “Ada orang yang punya uzur, kayak perempuan haid, orang sakit, atau musafir. Mereka tetap butuh makan,” katanya. “Jadi, menurut saya, nggak ada larangan buat restoran tetap buka siang hari di Ramadhan,” sambungnya.

Terus gimana muslim yang melanggar dan nggak berpuasa? “Itu urusan dia sama Allah, kita tidak bisa paksakan,” kata Ustadz Khalid. Kalau ada restoran yang terang-terangan menggelar hidangan di pinggir jalan lalu mengajak orang yang lewat untuk makan, Ustadz Khalid minta agar restoran itu menghormati yang berpuasa. Tapi Ustadz Khalid juga mempertanyakan sebagian umat Islam yang merasa terganggu dengan restoran yang nggak mencolok dan yang makan di dalamnya cuma mereka yang membutuhkan.

“Kenapa orang yang di luar harus merasa terganggu?” kata Ustadz Khalid. “Kan mereka tidak melihat prosesi pembuatannya dan juga tidak melihat proses orang yang makan,” lanjutnya. Umat Islam juga nggak perlu iseng masuk restoran buat ngecek orang yang makan di dalam restoran. Menurutnya, ini bisa ditoleransi sehingga nggak perlu ada ketegangan di tengah masyarakat. “Jangan sampai bikin Islam dipandang terlalu kaku,” katanya.

Apa yang disampaikan Ustadz Khalid ini keren banget. Dia berbesar hati mengakui secara publik ada kelompok-kelompok tertentu di tengah masyarakat yang dimungkinkan nggak berpuasa. Karena itu, dia membolehkan restoran atau warung makan yang tetap buka pada siang hari bulan Ramadhan. Bahkan bagi muslim yang nggak berpuasa pun, dia nggak menghujatnya.

Di sisi lain, dia mempertanyakan sebagian umat Islam yang merasa terganggu dengan restoran yang buka. Lebih jauh mereka sampai merusak dan bertindak melawan hukum. Dalam soal ini, Ustadz Khalid nggak mentoleransinya. Ustadz Khalid justru menilai tindakan melawan hukum itu membuat Islam dipandang kaku.

Kami di PIS sering banget mengkritik pandangan-pandangan Ustadz Khalid. Tapi kali ini kami setuju dengan pandangannya dan kami apresiasi. Pandangannya ini benar-benar nunjukin Islam itu rahmatan lil ‘alamin. Yuk, beragama dengan akal sehat!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img