Semoga aja Patrick Kluivert nggak jadi gantiin Shin Taeyong jadi pelatih ya. Soalnya dikabarkan PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai penggantinya. Belum ada pernyataan resmi yang keluar dari PSSI terkait penunjukkan itu. Tapi saat pengumuman pemecatan STY, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyebut pengganti STY berasal dari Belanda. Lantas publik sepakbola pun menerka-nerka, dan tersebutlah nama legenda sepakbola Belanda, Patrick Kluivert. Isu itu semakin dipercaya setelah Fabrizio Romana menyebut bahwa telah terjadi kesepakatan antara Erick dan Kluivert untuk melatih Timnas Indonesia.
Fabrizio adalah wartawan sepakbola asal Italia yang mengkhususkan diri pada pemberitaan transfer sepakbola. Selama ini, informasi yang keluar dari Fabrizio dianggap sebagai informasi valid. Pengamat sepakbola Justinus Lhaksana sampai menyebut informasi dari Fabrizio kebenarannya mencapai 99,9 persen. Informasi itu membuat publik sepakbola kecewa. Mereka menganggap penunjukkan Kluivert tidak tepat, karena Kluivert tidak punya rekam jejak kepelatihan yang bagus.
Publik sepakbola Indonesia pun mengekspresikan kekecewaannya dengan membuat tagar #Kluivertout. Tagar itupun sempet menjadi trending topic di aplikasi X pada Rabu dini hari ini. Sebagai pemain, tentu saja kita tidak meragukan kemampuan Kluivert. Bersama Ajax Amsterdam, dia meraih juara kompetisi bergengsi Eropa, Liga Champions. Di pertandingan final melawan AC Milan, bahkan Kluivert menjadi penentu kemenangan. Setelah itu dia pernah menjadi punggawa klub sepakbola Italia, AC Milan. Pindah dari AC Milan, Kluivert berlabuh di klub Spanyol, Barcelona. Di Barcelona, Kluivert membekukan 90 gol dari 182 pertandingan. Di Timnas Belanda, Kluivert juga menjadi pemain andalan negara itu. Bersama Timnas Belanda, Kluivert sempat menjadi pencetak gol terbanyak negara itu dengan raihan 40 gol.
Di Piala Eropa 2000, Kluivert menjadi top skor ajang itu. Tapi dengan prestasi mentereng sebagai pemain, tidak membuatnya bersinar sebagai pelatih. Karier kepelatihan Kluivert dimulai pada 2008 sebagai asisten Louis Van Gaal di AZ Alkmaar. Berikutnya di Brisbane Roar di Australia dan klub NEC Nijmegen, Belanda, juga sebagai asisten pelatih. Sempat menjadi pelatih kepala saat menukangi Timnas Curacao pada 2015 – 2017. Tapi karena dianggap tidak berhasil, Kluivert dipecat. Pada 2021 Kluivert kembali ditunjuk sebagai pelatih Curacao, tapi kembali dipecat setelah menangani 6 pertandingan saja.
Pasca pemecatan, PSSI-nya Curacao sempat ngetweet kalau strategi yang diberikan Kluivert membuat bingung para pemainnya. Pada 2023 Kluivert menjadi pelatih kepala klub Adama Demirspor di Liga Turki, tapi di klub itu pun berakhir dengan pemecatan. Selain dianggap tidak kompeten sebagai pelatih, Kluivert juga dianggap bermasalah di luar urusan sepakbola. Kluivert pernah terjerat utang jutaan euro karena kegemarannya berjudi. Karena keterlibatan dalam judi ini, publik sepakbola Indonesia mencurigai Kluivert terlibat dalam skandal pengaturan skor.
Terutama saat Timnas Curacao yang dilatihnya mengalami kekalahan telak dari Timnas Bahrain. Saat itu Curacao kalah dengan skor telak 4 -0 dengan gol-gol yang terlihat bodoh. Dengan rekam jejak kepelatihan dan skandal yang menyertai Klivert, sepertinya emang gak layak Kluivert menukangi Timnas Indonesia. Apalagi di tengah tuntutan kemenangan, agar bisa menghantarkan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Semoga pengurus PSSI membatalkan rencananya mengontrak Kluivert.
Yuk terus kita menggemakan tagar #Kluivertout!