Kegilaan Baru! Promosi Hubungan Mesum dengan Keluarga Sedarah di Medsos

Published:

Anda tahu istilah inses? Inses adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga yang dekat. Biasanya antara ayah dengan anak perempuannya, ibu dengan anak laki-lakinya, atau antar sesama saudara kandung atau saudara sepihak. Dan sekarang, jangan kaget, sudah ada grup komunitas inses di Facebook. Grup ini ada di Indonesia!

Anggota disana berfantasi seks ke keluarga mereka sendiri. Lebih parahnya, beberapa dari mereka bahkan menargetkan anak sendiri yang sering tergolong masih dibawah umur. Astaghfirullah! Nama komunitas ini adalah Fantasi Sedarah, yang anggotanya ada lebih dari 30 ribu orang. Komunitas ini awalnya ramai dibahas saat banyak akun X yang geram dengan aksi anggota komunitas itu. Soalnya di dalam komunitas itu, para anggota mengutarakan pikiran joroknya dalam teks, bahkan menyertakan foto korban. Gak jarang, bahkan ada orang tua yang mengunggah foto anaknya sambil membayangkan menyetubuhi buah hatinya.

“Kulit putih. Hidung mancung. Bibir mungil. Pengen rasanya aku mainin”, tulis salah satu anggota, Rieke Jr. Dia bahkan secara eksplisit bakal menunggu anaknya umur 4 atau 5 tahun, agar bisa di doktrin. Ada juga orang tua yang sudah melakukan pelecehan seksual pada anaknya dengan sengaja melakukan orgasme di wajah anaknya. Dia juga mengaku sudah mencoba anal seks dengan anaknya dan menawarkan anggota lain untuk barter foto pelecehan pada anaknya. Ada juga yang menulis, “pengen banget gilir kakak kandung, ada yang mau bantuin gak bro?” tulis salah satu anggota anonim.

Setelah viral, banyak pihak langsung mengecam dan mendesak pemerintah dan aparat untuk bertindak. Kabarnya saat ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja sama dengan META, induk perusahaan Facebook. Komunitas ini sudah diblokir oleh META, serta 30 situs lain yang serupa. Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) langsung juga bereaksi. Mereka minta polisi buru-buru menangkap pelaku, karena jelas ini udah melanggar hukum, moral, dan ngerusak masa depan anak-anak. Pelaku harus diproses pidana, bukan cuma grupnya yang dihapus.

Sekarang Direktorat Siber Polda Metro Jaya lagi menyelidiki siapa admin dan anggota grup itu. Komisioner KPAI, Kawiyan berharap pelaku bisa ditangkap segera agar bisa dipisahkan dengan korban yang kebanyakan anak dibawah umur. Karena kalau enggak, mereka bakal terus jadi korban di rumahnya sendiri. Kawiyan juga sebut kalau konten-konten ini sudah melanggar UU Perlindungan Anak dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Harus diingat, Inses sendiri bukan cuma soal moral dan hukum, tapi juga soal kesehatan. Bayi hasil hubungan inses itu punya resiko tinggi lahir cacat. Mulai dari gangguan perkembangan otak, fibrosis kistik, penyakit jantung, sampai risiko kematian saat baru lahir. Itu semua real, bukan sekadar mitos.

Ini bukan cuma urusan polisi, tapi urusan semua orang, termasuk kita yang harus lebih aware soal keamanan digital, edukasi anak, dan keberanian buat speak up. Blokir itu perlu. Tapi yang paling penting, hukum harus ditegakkan, korban dilindungi, dan budaya “gak enakan” harus dilawan. Anak-anak berhak tumbuh di lingkungan yang aman, bukan dipelototin predator di rumah sendiri. Usut tuntas setuntas-tuntasnya!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img