Korban Senioritas Antar-Mahasiswa Kembali Terjadi

Published:

Jakarta, PIS – Lagi-lagi Diskriminasi terjadi. Baru-baru ini di asrama Universitas Andalas. Dua mahasiswi Andalas dipaksa oleh pembina asrama untuk menggunting celananya sendiri.

Pelakunya adalah mahasiswi senior, sedangkan korbannya adalah mahasiswi junior. Nah, akhirnya baru ketauan ternyata mahasiswi junior itu tidak melanggar peraturan. Karena yang dilarang di asrama itu adalah menggunakan celana jeans.

Sedangkan Mahasiswi junior itu menggunakan celana bahan dan itu bukanlah larangan  dalam tata tertib asrama. Rektor Unand Prof Yuliandri menyayangkan terjadinya peristiwa itu. Dia berjanji akan melakukan evaluasi pola pembinaan di asrama.

Baik ke penghuni, pembina maupun pengelola asrama. Termasuk ketentuan atau tata tertib yang diterapkan di asrama selama ini. Sayangnya, peristiwa yang merugikan ini berakhir secara kekeluargaan.

Artinya, tidak ada sanksi untuk pelaku dan tidak ada ganti rugi untuk korban. Korban yang dipaksa memotong celananya juga cuma bisa maafin pelaku secara terpaksa. Perundungan yang dilakukan senior kepada junior atau sebaliknya, sering terjadi di asrama sekolah maupun universitas.

Harusnya lembaga pendidikan tidak memberikan kewenangan khusus untuk senior. Karena tugas itu harusnya dilakukan oleh guru, dosen atau pegawai lembaga pendidikan. Akhirnya muncullah aksi perundungan dan diskriminasi senior pada yunior.

Mahasiswa senior dan yunior mestinya sama. Yuk kita lawan segala bentuk perundungan. Dorong penghapusan status senioritas di lembaga Pendidikan!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img