90 persen umat Islam tidak mengerti tujuan thowaf? Pernyataan itu disampaikan penceramah Abu Marlo, dalam sebuah video di channel Youtube Ngaji Roso yang berjudul Abu Marlo Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Haji. Pernyataan itu ia sampaikan berangkat dari pengalaman dia melakukan umrah dan haji.
Dia beberapa kali bertanya kepada pembimbing hajinya, kenapa thowaf dilakukan dengan putaran berlawanan arah jarum jam. Marlo mendapat jawaban yang tidak memuaskan dari para pembimbing hajinya. Mereka selalu menjawab wallahu ‘alam bishowab, atau hanya Allah yang tahu. Karena jawabannya selalu seperti itu, Marlo menduga kalau 90 persen orang yang melakukan haji atau umroh tidak mengerti makna thowaf. Mereka hanya tahu harus melakukan aktivitas itu dan sibuk dengan bacaan yang harus mereka ucapkan.
Thowaf sendiri adalah salah satu ritual wajib saat melakukan ibadah haji atau umroh. Yaitu, berjalan mengelilingi Ka’bah yang dilakukan dengan berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Dilakukan sebanyak tujuh kali putaran dan dimulai dari Hajar Aswad. Menurut satu riwayat, ibadah itu dilakukan meniru apa yang dilakukan malaikat di Arasy. Saat itu Allah akan menciptakan Adam sebagai khalifah di bumi. Para malaikat kemudian mempertanyakan kenapa Allah mau menciptakan makhluk yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah.
Allah menjawab: “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” seperti tercantum dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 30. Para malaikat kemudian menyadari apa yang mereka lakukan salah. Sebagai bentuk penyesalan mereka, para malaikat kemudian berputar mengelilingi Arasy sambil memohon ampun kepada Allah. Praktek itu kemudian ditiru manusia, dengan mengelilingi Ka’bah.
Beberapa maknanya: sebagai bentuk untuk mengingat Allah, bentuk ketaatan kepada Allah dan mengharap pengampunan dan keberkahan Allah. Abu Marlo punya pendapat berbeda mengenai makna ritual thowaf itu. Menurutnya, ibadah haji, termasuk ritual thowaf punya tujuan untuk membentuk keluarga sakinah, mawadah warohmah. Menjadi sia-sia berhaji katanya, kalau setelah berhaji, relationship dalam keluarga tetap tidak terjalin baik.
Selama melakukan thowaf ada tiga titik penting yang harus dilewati jamaah, dimulai dari Hajar Aswad, makam Nabi Ibrahim dan Makam Nabi Ismail. Ini menandakan kita harus belajar dari keluarga Nabi Ibrahim, kata Marlo. “Kenapa dimulai dari Hajar Aswad? Ini karena siapapun pasti terlahir dari hajar Aswad, seorang Ibu,” ucapnya.
Hajar Aswad ini adalah simbolisasi ibu, karena itu bentuk Hajar Aswad menyerupai bentuk kemaluan perempuan. Makna lainnya menurut Marlo, Rasulullah ingin mengangkat harkat martabat perempuan. “Ketika Nabi Muhammad memberikan contoh, cium tuh hajar Aswad, kecup tuh Hajar Aswad, untuk apa? Ibumu adalah perempuan dan perempuan adalah manusia,” ucap Marlo.
Terkait kenapa memutar berlawanan arah dengan arah jarum jam, ini untuk mengingatkan manusia bahwa dia akan kembali. “Namanya melawan arah jarum jam, itu berarti itu disuruh kembali,” jelas Marlo.
Kita boleh berbeda pendapat sih dengan Abu Marlo. Tapi memberikan makna pada setiap ibadah memang penting. Agar ibadah-ibadah kita berdampak baik buat kehidupan kita dan masyarakat kita. Ketika maknanya saja tidak tahu, apakah mungkin kita mendapatkan manfaatnya? Yuk lakukan ibadah, dan maknai demi kebaikan bersama!