Jakarta, PIS – Boyband asal Korea Selatan BTS mengunjungi Gedung Putih pada Selasa 31 Mei lalu. Bukan untuk bernyanyi, tapi untuk menghadiri undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Biden mengundang BTS sebagai bentuk apresiasinya terhadap Gerakan BTS melawan isu rasisme. Menurut Gedung Putih, BTS diundang dalam pertemuan untuk membahas pentingnya keragaman. BTS dinilai memiliki platform sebagai duta muda untuk menyebarkan pesan positif di seluruh dunia. Biden sendiri sangat memuji apa yang dilakukan oleh BTS. “Apa yang Anda lakukan membuat perbedaan besar. Penting untuk mengatakan bahwa kebencian harus diberantas.” “Bukan hanya bakat Anda yang penting, tetapi pesan yang Anda komunikasikan. Saya salut dengan Anda,” kata Joe Biden.
Sejak pandemi, di AS tumbuh subur kebencian terhadap orang-orang Asia. Hal ini imbas dari sejumlah politisi dan pakar di AS yang kerap menyalahkan China atas munculnya corona. Salah satu yang melakukannya adalah mantan presiden Donald Trump. Donald Trump mengolok-olok virus mematikan itu sebagai ‘kung flu’. Tak ayal selama 2021 terjadi peningkatan rasisme terhadap orang Asia mencapai 339 persen. BTS sendiri menyatakan bergabung dalam Gerakan anti rasisime sejak 2020. Saat itu sedang berlangsung Gerakan Black Lives Metter. Sebuah Gerakan anti rasisme terhadap orang-orang kulit hitam di AS.
Gerakan itu dipicu oleh kematian George Floyd yang tewas dibunuh polisi AS. Bukan sekedar menyatakan dukungan, mereka juga ikut menyumbang dana sebesar 1 juta dollar untuk Gerakan Black Lives Metter. Setelah itu diikuti oleh para penggemarnya di seluruh dunia. Dari para penggemarnya terkumpul dana lebih dari 1 juta dollar yang disumbangkan untuk gerakan yang sama. Saat isu rasisme menimpa orang-orang Asia di AS, BTS langsung menyatakan dukungannya. “Kami menentang diskriminasi rasial. Kami menolak kekerasan. Kamu, saya, dan kita semua berhak mendapat respek. Kita akan terus bersama,” tweet BTS. Ayo contoh BTS, kita perangi rasialisme!
