Ngawur! Masa Tiktoker Ini Nuduh Jokowi Musyrik

Published:

Bener-bener ngawur deh Tiktoker ini. Masa dia nuduh kalau Pak Jokowi musyrik. Udah gitu alasannya juga ngadi ngadi banget. Nama Tiktoker ini Christovita Wiloto, dengan akun Tiktoknya @radenchristovitaw. Christovita bilang Jokowi emang beragama Islam, tapi istilahnya Islam KTP aja. Ada beberapa alasan kenapa Christovita mempertanyakan keimanan Jokowi sebagai seorang Muslim. Pertama, keluarga Pak Jokowi dia sebut gak punya pembimbing rohani atau ulama yang membentuk spiritualitas Pak Jokowi sejak muda. Kedua, Gaya hidup dan keputusan politik Jokowi selama memimpin Indonesia dianggap bertentangan dengan nilai agama. Jokowi dianggap memberi ruang bagi perjudian online yang merusak keluarga Indonesia dan membiarkan korupsi besar-besaran. Christovita juga curiga Pak Jokowi berhubungan dengan pihak yang anti-agama. Menurutnya, Jokowi diduga terlibat dalam pemilu yang dianggap penuh kecurangan. Bahkan Jokowi dituduh musyrik dengan mengajak semua pejabat Republik Indonesia menyembah Lucifer dalam kendi IKN.

Btw Lucifer dalam keyakinan Kristen diyakini sebagai sosok iblis terkuat. Itu karena saat peresmian Ibukota Negara (IKN) tahun 2022 ada semacam ritual penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi. Nah menurut Christovita itu musyrik dan mengandung unsur pemuja setan gegara kendinya bentuk seperti wadah kurban yang dianggap persembahan ke iblis. Jadi menurut Christovita, Jokowi Cuma luarnya aja Muslim tapi sebenarnya nggak menjalankan nilai-nilai muslim. Ketiga, Jokowi dianggap nggak punya kesaksian rohani seperti Soekarno atau Gus Dur. Jokowi memang sering jadi sasaran berita hoax dan fitnah. Jokowi dituduh keturunan PKI (Partai Komunis Indonesia), anti Islam, Tionghoa, sampe tuduhan korupsi dan membungkam kebebasan sipil. Sekarang kita bedah isi videonya.

Kalo masalah nggak punya pembimbing spiritual, spiritualitas Islam nggak selalu bersandar pada figur pembimbing personal. Justru aneh kalau keislaman seseorang diukur dari seberapa sering dia tampil membahas agama di depan publik. Cukup belajar dari ulama, dengerin ceramah, hadir di masjid dan menjalankan ibadah juga udah cukup. Islam bukanlah ajaran pamer ibadah. Apalagi tuduhan Jokowi membuka ruang untuk judi online. Jokowi justru membentuk Satgas Pemberantasan Judi Online pada 14 Juni 2024. Dia juga memerintahkan blokir ratusan ribu situs judi, bekerja sama dengan Kominfo dan OJK. Masalah ritual, ritual penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi dalam peresmian IKN adalah bentuk simbolisme nasionalisme dan budaya, bukan ritual agama.

Jokowi dan keluarganya itu nggak anti Islam. Jokowi sendiri menunaikan ibadah haji tahun 2003 jauh sebelum jadi pejabat. Ada banyak dokumentasi foto dan video yang nunjukkin dia sholah Idul Fitri dan Idul Adha di berbagai tempat bersama rakyat. Jokowi juga terlihat bersilaturahmi dan minta doa sama para ulama. Seperti KH Maimun Zubair (Mbah Moen), Tebu Ireng, KH Ma’ruf Amin (sebelum jadi Wapres), Gus Mus, KH Syukron Ma’mun, KH Anwar Zahid, dll. Jokowi juga bikin kebijakan yang Pro-Islam. Seperti nyiapin anggaran Rp8 triliun lebih untuk madrasah dan pesantren melalui Kemenag. Hingga mengesahkan UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, mengakui pesantren sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Jokowi juga mendorong program sertifikasi halal gratis untuk UMKM Muslim. Mendorong produktivitas wakaf nasional melalui Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU).

Dituduh musyrik Cuma karena gapunya kesaksian perjalanan spiritual kayak Presiden terdahulu Soekarno atau Gus Dur? Ayolah, pake akal sehat. Beda pemimpin, beda gaya. Jokowi dikenal sebagai pemimpin teknokrat, bukan orator spiritual. Dalam Islam, kesalehan tidak harus diekspresikan dengan kata-kata atau testimoni rohani, yang terpenting adalah amal perbuatannya. Menilai keimanan seseorang tidak bisa hanya dari potongan video, simbol budaya, atau selera komunikasi publik. Apalagi jika langsung dilempar ke publik sebagai tuduhan musyrik atau pemuja setan. Itu bukan sikap kritis, tapi potensi hoaks yang bisa menyesatkan banyak orang. Kita tentu boleh mengkritik kebijakan seorang pemimpin. Tapi ketika mulai menyerang ranah iman ini sudah di luar kepatutan. Apa jadinya jika setiap gerakan atau ornamen ditafsirkan sesuka hati lalu dijadikan dasar vonis moral? Yuk bijak dalam bersikap!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img