Ustadz Abdul Somad agak gimana ya? Masa dia bilang, kalau benci habib ujungnya benci Islam. Ustad Somad ngomong begini terkait polemik nasab (silsilah) habib yang rame sejak dilontarin KH. Imaduddin Utsman al-Bantani. Dia bilang, dia takut polemik nasab ini ujung-ujungnya bikin orang jadi benci sama Islam dan keturunan Nabi Muhammad.
“Awalnya nolak habib, lama-lama bisa nolak Islam,” katanya di salah satu video YouTube. Ustad Somad pake analogi makan bubur panas. Biasanya kan, orang nggak langsung nyerbu dari tengah, tapi mulai dari pinggir dulu. Kalau kecintaan ke habib dan ulama hilang, lama-lama kalau Islam dihina, orang jadi cuek.
Menurut dia, ini bahaya banget. Jadi kita tetap harus cinta sama habib, keluarga Rasulullah, ulama, dan kiai, katanya. Ustad Somad bilang, kalau kebencian ini dibiarkan, bisa berpengaruh ke generasi kita nanti.
“Lihat nanti 20 atau 30 tahun yang akan datang, gimana anaknya, nauzubillah bisa-bisa ateis,” katanya. Dia juga nyaranin, kalau ragu soal nasab habib, mending belajar langsung dari ulama, bukan cuma dari media sosial.
Apa yang dikatakan Pak Ustad ini berlebihan banget. Lagian siapa juga yang benci sama Habib. Kiai Imad mengkaji ketersambungan nasab habaib di Indonesia dengan Nabi Muhammad dalam sudut pandang ilmiah, studi akademik. Argumen-argumen yang diajukannya jauh dari kesan kebencian. Apalagi kiai Imad adalah tokoh muda NU asal Banten yang jelas keislamannya. Juga tokoh yang senada Kiai Imad, misalnya Rhoma Irama dan Guru Gembul. Mana mungkin Kiai Imad, Rhoma Irama, dan Guru Gembul mendorong umat Islam untuk benci Islam hanya karena mereka kritis dengan habaib?
Sebenarnya polemik soal nasab habaib ini nggak bakal jadi gede kalau nggak ada preseden yang bikin kita geleng-geleng. Kita, misalnya, melihat ada tokoh yang mengaku habib mengumbar kebencian dan provokasi dari mimbar. Juga ada tokoh yang mengaku habib memukuli anak di bawah umur. Juga ada tokoh yang mengaku habib menyeru main hakim sendiri dengan tameng amar ma’ruf nahi mungkar. Memang nggak semua habib bersikap dan bertindak kriminal kayak gitu.
Banyak kok tokoh-tokoh yang dikenal sebagai habib yang halus budinya, lembut tutur katanya, taat hukum, dan mendalam pengetahuan keislamannya. Contohnya, Profesor Quraish Shihab. Kritis terhadap tokoh agama jelas dibenarkan secara agama dan ilmiah. Justru takut bersikap kritis terhadap tokoh agama akan menyebabkan pembusukan terhadap Islam dari dalam.
Yuk, beragama dengan akal sehat!