Restoran yang jual babi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), jadi korban kekerasan. Restoran itu dilemparin batu sama sekelompok orang. Bahkan 2 orang karyawannya dikeroyok. Kekerasan yang dialami restoran yang jual babi dan karyawannya itu, terjadi pada 19 Oktober. Kekerasan ini dipicu sama seorang warga yang rumahnya bersebelahan dengan restoran itu.
Dia merasa terganggu sama asap panggangan babi. Asap atau uap masakan itu, katanya, sering masuk ke rumahnya. Terus dia keluar rumah dan teriak protes dari depan rumahnya. Dia bilang jangan bakar daging babi di sekitar situ, tapi tidak digubris. Mendengar teriakan di depan restoran yang berpotensi memicu keributan, salah satu karyawan langsung mendatangi warga itu buat konfirmasi. Langkah itu diambil agar situasi di restoran tetap aman dan tidak mengganggu tamu yang datang.
Karyawan tadi menyarankan agar keluhan atau protes disampaikan langsung ke pemilik restoran atau pemerintah setempat. Warga itu bilang dia sudah 5 kali melayangkan protes soal asap babi. Dia bahkan minta agar menu babi dihilangkan dari restoran yang baru dibuka dua bulan lalu itu. Karyawan tadi tidak bisa berbuat banyak, soalnya kan statusnya cuma karyawan. Lagian, olahan daging babi jadi menu utama di restoran itu. Warga itu tidak terima dan menodong karyawan tadi sampai ke jalan.
Karyawan tadi lalu dikeroyok beberapa orang tidak dikenal yang diduga teman dari warga itu. Karyawan restoran lain yang coba melerai, ikut jadi korban kekerasan. Para pelaku juga melempari restoran dengan batu yang mengakibatkan seorang karyawan terluka. Akibat pengeroyokan itu, 2 karyawan restoran itu mengalami luka-luka. Mereka sudah melaporkan kasus ini ke kantor kepolisian setempat.
Kekerasan yang dialami 2 karyawan restoran yang jual babi itu tidak bisa dibiarkan.
Pelaku harus segera ditangkap dan dihukum sesuai aturan yang berlaku. Kalau mau protes ya pakai cara yang beradab, bukan pakai cara kekerasan. Lagi pula, restoran yang jual babi itu hal yang umum di Labuan Bajo.
Yuk, bertindak dengan akal sehat!
