Selama Dua Tahun, Yati Pesek Memendam Derita Akibat Ulah Gus Miftah

Published:

Seniman senior Yati Pesek selama dua tahun memendam rasa pedih dan sakit hati karena ulah Gus Miftah. Yati ini adalah seorang sinden yang dihina oleh Gus Miftah dua tahun yang lalu. Yati selama ini diam saja karena tidak merasa perlu mengeluhkan rasa sakitnya. Tapi kini ketika ada seorang youtuber mengontaknya dan bertanya tentang kasus penghinaan oleh Gus Miftah, dia pun bicara dengan nada getir. Yati bicara tentang pengalamannya tampil bersama dengan Gus Miftah dalam sebuah pagelaran wayang kulit. Gus Miftah bilang untungnya Yati itu jelek, karena kalau cantik Yati pasti sudah menjadi pelacur.

Gus Miftah juga bilang air susu Yati sudah expired, sudah kadaluarsa sehingga bisa jadi racun bagi yang meminumnya. Rekaman penghinaan terhadap Yati ini sekarang viral kembali gara-gara ulah sang ustadz terhadap seorang penjual teh. Sang sinden juga bercerita dia bahkan tidak dibayar untuk tampil di acara itu, karena dia sebenarnya hanya ingin belajar. Yati bercerita bahwa dia selalu berusaha menggunakan budi pekerti dan tata krama yang baik. Karena itu dia merasa sangat sedih diperlakukan dengan cara sekasar itu oleh Gus Miftah.

Yati juga bilang Gus Miftah sama sekali tidak pernah merasa bersalah dan meminta maaf. Sang ustadz sendiri dalam konferensi pers mengatakan bahwa hubungannya dengan Yati baik-baik saja. Dia juga menjelaskan bahwa dia sedang berkomunikasi dengan Yati melalui orang yang dituakan di Sragen. Banyak pihak sekarang memang mengingat kembali apa yang dilakukan Gus Miftah di masa lalu. Misalnya saja ada sebuah video yang mempertunjukkan ada seorang siswi yang mempertanyakan mengapa Gus Miftah sebagai pendakwah sering menggunakan kata kasar.

Gus Miftah ternyata menjelaskan itu dia lakukan agar bisa dekat dengan kaum marginal. Kemudian ada pula akun youtube yang menampilkan rekaman Gus Miftah mengejek seorang penjual es teh perempuan dalam sebuah pagelaran ceramahnya. Sang perempuan juga dihardik dengan kata goblok dan disuruh berjualan pada hadirin. Jadi dia memang sudah sejak lama berperilaku sekasar itu, namun sayangnya selama ini didiamkan saja. Penggunaan nama ‘Gus’ di depan namanya juga dipersoalkan banyak pihak.

Masalahnya, istilah ‘Gus; itu sebenarnya hanya digunakan untuk seorang putra kyai. Pertanyaannya, apakah Gus Miftah memang anak Kyai? Kayaknya sih tidak. Kini beredar video adik Gus Miftah yang mengatakan bahwa orangtua mereka biasa-biasa saja. Hanya petani dan pedagang biasa.

Hmmmmmm jadi mustinya Miftah saja ya, bukan Gus Miftah? Dan ada lagi satu sindiran dari Sujiwo Tejo. Dalam videonya, Sujiwo tampil dengan seolah-olah menangis malu. Dia bilang, dia baru sadar bahwa Gus Miftah sebenarnya hanya berpura-pura menghina Pak Sunhaji, sang penjual teh. Gus Miftah seolah menghina agar dia bisa mengumrohkan Pak Sunhaji, tanpa membuat pedagang teh itu berhutang budi. Sujiwo Tejo mengatakan, Gus Miftah itu sebenarnya Wali. Karena itu Sujiwo meminta maaf kepada masyarakat karena dia sudah berprasangka buruk. Padahal sekarang, kata Sujiwo, akibat hinaan Gus Miftah yang pura-pura itu, pak Sunhaji mendapat rumah, mobil, uang ratusan juta rupiah dari masyarakat yang bersimpati.

Begitulah cara Wali bekerja. Dia pura-pura menghina, padahal mensejahterakan orang yang dihinanya. Mudah-mudahan serangan terhadap Gus Miftah ini bisa dicukupkan sampai di sini. Yakinlah, Gus Miftah sudah belajar dari pengalaman pahit ini.

Kita butuh pendakwah yang menentramkan, bukan yang menyakitkan.

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img