Kasus bullying terhadap anak memakan korban lagi. Terbaru, siswa SD di Medan, Sumatera Utara, tewas akibat dibully.
Sebelumnya, Baim (8 tahun) cerita dia dibully 5 kakak kelasnya. Setelah kejadian itu, Baim sering menangis dan ketakutan. Terakhir, Baim demam dan mengaku tubuhnya sakit kepada orang tuanya.
Belakangan, kondisi kesehatan Baim terus menurun. Dia lalu dirujuk ke rumah sakit daerah, tapi sayang nyawanya tidak terselamatkan. Kasus ini langsung jadi sorotan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Komisioner KPAI, Diyah Pusparini, minta kasus ini diusut tuntas dan terbuka. Tapi, Diyah juga minta proses hukum mengedepankan prinsip sistem peradilan anak, mengingat terduga pelaku adalah anak di bawah umur.
Asal tahu aja, Indonesia saat ini darurat kekerasan anak, di antaranya bullying. Bullying tidak boleh dipandang enteng karena sudah banyak makan korban. Korbannya akan merasa tidak nyaman, sakit hati, sampai tertekan mentalnya. Dan yang paling parah, kehilangan nyawa.
Di Banyuwangi, siswa kelas 4 SD tewas karena bullying. Dia nekat gantung diri di rumahnya karena tidak kuat sering dibully teman-temannya.
Di Tasikmalaya, bocah 11 tahun juga tewas. Dia depresi karena dipaksa berbuat tidak senonoh dengan kucing sambil divideokan. Ketika videonya disebar, kesehatannya menurun dan meninggal dunia.
Apa yang terjadi di Medan dan beberapa wilayah sudah cukup jadi pelajaran penting bagi kita semua. Pemerintah dan semua pihak harus bersama-sama melawan bullying. Jangan ada lagi anak-anak yang menderita karena jadi korban bullying
Stop bullying!