Tiktoker Bima Yudho Dulu Dibela Rakyat, Sekarang Dihujat Netizen Karena Ngaku Gay

Published:

Masih ingat Bima Yudho? TikToker yang viral karena berani kritik jalan rusak di Lampung. Gayanya nyantai, tapi pesannya jelas: suara rakyat harus didengar. Tapi kali ini, Bima viral bukan karena kritik sosialnya. Tapi karena pengakuan jujurnya soal identitas. Bima bilang: “I am gay.” Dengan kepala tegak, tanpa drama.

Dan seperti biasa, netizen langsung pecah dua kubu. Ada yang salut, tapi tak sedikit yang merasa kecewa dan marah. “Sayang banget, padahal dulu keren,” tulis salah satu komentar. “Kami menerima perbedaan bukan penyimpangan!” tulis yang lain. “Orang model begini udah susah dibilangin, si paling manusia modern,” komentar yang lainnya lagi. Di Indonesia berbeda orientasi seks memang menjadi tercela banget. Walaupun yang dilakukan Bima adalah sebuah kejujuran.

Sebesar apapun kontribusinya, akan dilupakan publik. Tak sekedar opini, yang dihadapi Bima bahkan hujatan, yang bisa bikin siapapun tumbang. Walaupun Bima, atau siapapun masih orang yang sama. Masih punya kepedulian dan bersuara kritis untuk publik. Bima bukan yang pertama. Sebelumnya, Tiktoker Ragil Mahardika juga pernah bicara terbuka. Lalu ada Oscar Lawalata—desainer ternama yang kini dikenal sebagai Asha Smara Darra.

Saat mereka jujur akan orientasi seksualnya, mereka berdua pun mendapat berbagai hujatan. Tapi mereka tetap tegar, dan tetap melanjutkan hidupnya. Ragil saat ini tinggal di Jerman, dan hidup bahagia dengan pasangannya. Sementara Oscar, sampai saat ini masih produktif berkarya. Pertanyaannya, kenapa ya masyarakat kita tidak siap dengan kejujuran orientasi seksual berbeda seseorang? Karena lucu juga—waktu Bima kritik jalan rusak, semua bersorak.

Tapi waktu dia jujur soal dirinya, dia dikutuk. Keberanian yang sama, tapi respon yang bertolak belakang. Kenapa kejujuran personal bisa bikin dimusuhi banyak orang? Apakah karena kita belum paham makna toleransi? Ragil, Asha, Bima—mereka bukan musuh. Mereka cuma orang-orang yang berani jujur. Apakah kita lebih senang dalam dunia yang kepura-puraan? Kalau kejujuran dianggap kesalahan. Kapan kita bisa benar-benar hidup dalam masyarakat yang sehat? Karena keberanian jujur bukan aib. Itu justru bentuk tertinggi dari penghormatan pada publik.

Ingat ya, dalam dunia kedokteran, homoseksualitas bukanlah penyimpangan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa orientasi seksual adalah bagian dari keragaman manusia yang normal. Menurut WHO juga tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa orientasi seksual dapat diubah. Orientasi seksual terbentuk karena beberapa faktor, mulai dari genetik, struktur otak, dan hormon yang ada dalam tubuh manusia itu sendiri. Walaupun ada faktor lingkungan, tapi itu bukan pilihan, tapi pada pengalaman awal yang membentuk kepribadian dan preferensi seseorang. Tidak ada penyebab tunggal orientasi seksual. Tapi berkembang secara kompleks, dan bukan sesuatu yang bisa dipilih atau diubah dengan mudah.

Kejujuran orientasi seksual seseorang mesti kita hargai. Dia nggak butuh disetujui—cuma butuh dihargai. Yukk mulai kita hargai, perbedaan orientasi seksual seseorang!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img