Tsamara Amany Diserang Ujaran Rasisme

Published:

Jakarta, PIS – Tsamara Amany Alatas menjadi korban serangan ujaran rasisme di sosial media. Dia dicap sebagai kadal gurun alias kadrun dan tidak nasionalis. Bahkan suaminya, Ismail Fajrie Alatas, juga ikut diserang. Serangan itu tidak lepas dari keputusannya keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Senin 18 April lalu. Dia menyatakan ingin mengabdi untuk Indonesia melalui cara-cara lainnya, tapi tetap fokus menyuarakan isu-isu perempuan. Tsamara sebelumnya adalah salah satu Ketua DPP PSI selama 5 tahun terakhir. Serangan ujaran rasisme itu di antaranya dilontarkan oleh 2 akun anonim di Instragram dan Twitter.

Akun Instagram @xeriaz_marhaenisi menyatakan Tsamara keluar dari PSI karena ia keturunan Arab sehingga tidak menyukai hal-hal yang terkait nasionalis. “…. jadi dia kembali ke habitat asli nya ia itu kadrun,” tulis akun itu. Di Twitter serangan ujaran rasisme terhadap Tsamara disampaikan akun twitter @GusNadjib. Akun itu menuding keputusan tersebut lantaran suami Tsamara pendukung Anies Baswedan. “Sesama antek Yaman saling berpelukan. Ternyata idealisme masih kalah dengan urusan…,” tulis pemilik akun itu. Pernyataan akun twitter @GusNadjib sengaja tidak tampilkan lengkap karena sangat bernada seksis dan mesum. Tsamara kesal dengan serangan-serangan tersebut.

Ia meminta kepolisian mengamankan pemilik akun Instagram @xeriaz_marhaenisi. “Halo, tolong @DivHumas_Polri. Ini keterlaluan. Bukan nasionalisme. Jelas fasisme…..” tulis Tsamara di akun Instagram pribadinya pada 22 April lalu. Tsamara menegaskan keputusannya keluar dari PSI adalah keputusan pribadi. Keputusannya itu tidak ada hubungannya dengan suaminya. Tsamara juga menyebut dirinya adalah perempuan mandiri. “Politik hari ini: perempuan dianggap tidak bisa mengambil keputusan secara independen”. “Seolah perempuan itu objek lemah yang dengan mudah ‘disuruh’ dan ‘dipengaruhi’ oleh laki-laki,” kata Tsamara.  Ketua Umum PSI, Giring Ganesha mengecam keras ucapan rasisme tersebut. Giring menilai, rasisme adalah racun demokrasi. Menurutnya, setiap orang boleh berdebat sekeras-sekerasnya di ruang publik asal tidak menebar kebencian SARA. Kami menghimbau siapapun yang menonton video PIS ini tidak melakukan tindakan hina serupa. SAY NO TO RACISM!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img