Jakarta, PIS – Ada usulan yang perlu kita dukung sama-sama nih, bestie. Yaitu, usulan supaya Buya Ahmad Syafii Maarif jadi pahlawan nasional. Buya sudah mendahului kita pada akhir Mei lalu. Buya dimakamkan di pemakaman umum Muhammadiyah di Yogyakarta.
Bagi PIS, buya sangat pantas jadi pahlawan. Banyak yang diberikan Buya untuk pembangunan dan kemajuan bangsa. Semasa hidupnya, buya adalah teladan berjalan. Banyak jabatan prestisius yang disandang Buya.
Di antaranya Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Meski begitu, buya dikenal sosok yang bersahaja dan menolak diistimewakan.
Buya, misalnya, tetap antri waktu mau cek kesehatan di RS Muhammadiyah. Buya juga memilih naik KRL ke Istana Bogor untuk menghadiri rapat undangan presiden. Karena keteladanan Buya, jurnalis dan sastrawan Goenawan Mohamad sangat emosional waktu mendengar kepulangan buya.
Pikiran-pikiran buya soal isu-isu keislaman, kebangsaan, dan keadilan sosial juga penting bagi Indonesia. Buya, misalnya, tidak sungkan mengecam FPI sebagai preman berjubah. Bagi buya, kekerasan yang dilakukan FPI tidak bisa dibenarkan meski mengaku atas nama ajaran Islam.
Buya percaya Islam adalah agama yang mengedepankan cinta, toleransi, dan terbuka dengan penganut agama atau kepercayaan yang berbeda. Buya juga geram dan keras mengkritik para pejabat publik yang menikmati kubangan lumpur KKN.
Jurang antara kaya dan miskin yang masih tajam di Indonesia juga jadi concern buya. PIS angkat jempol ke Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Sijunjung yang pertama kali mengusulkan buya jadi pahlawan nasional.
Mudah-mudahan semakin banyak pihak yang mendukung usulan ini. Saatnya Indonesia membalas jasa Buya Syafii Maarif.