Jakarta, PIS – Orangtua yang punya anak bersekolah di jurusan IPA, perlu berhati-hati. Ada mantan teroris bernama Sofyan Tsauri yang bilang, lebih mudah merekrut anak IPA jadi teroris dibandingkan anak IPS.
Sofyan ini punya pengalaman merekrut anggota. Target perekrutannya segenap lapisan masyarakat. Tapi menurut pengalamannya, anak eksakta jauh lebih mudah dipengaruhi ideologi teroris.
Kata Sofyan, ini ada kaitannya dengan jenis ilmu yang dipelajari. Anak IPA belajar ilmu konkret, atau ilmu pasti. Kata Sofyan, pikiran anak IPA sebatas satu tambah satu harus dua, Pikirannya hitam putih.
DNA hitam putih inilah yang mudah menjadikan anak IPA tidak memiliki toleransi. Hal ini berbeda dengan anak sosial atau anak IPS. Anak-anak sosial itu lebih punya daya imunitas dalam menangkal pemikiran radikalisme dan ekstrimisme.
Mereka melihat segala sesuatu dari beragam sudut pandang. Termasuk dalam mempelajari agama, meskipun dia tidak belajar ilmu fiqih. Anak-anak social memahami bahwa dalam beragama, tidak hanya ada satu penafsiran, melainkan beragam.
Menurut Sofyan, ini yang menyebabkan banyak mahasiswa fakultas teknik dan kedokteran yang terpapar paham tersebut. Yang terpapar itu bahkan bisa berebutan untuk menjadi pelaku bom bunuh diri.
Mereka bahkan tidak perlu berpikir panjang dalam mengambil keputusan. Menurut Sofyan, hanya butuh satu atau dua jam untuk mencuci otak mereka, apalagi jika mereka punya masalah. Karena itu penting untuk menyebarluaskan keyakinan bahwa terorisme adalah paham yang dilarang oleh semua agama, termasuk Islam.
Hanya saja, pelajaran itu harus diberikan oleh guru yang benar. Menurut Sofyan, kaum muda itu harus diajarkan untuk berpikir dengan nalar yang mendalam agar tidak mudah terpapar terorisme.
Dengan pemikiran mendalam, seseorang akan mengambil keputusan dengan pilihan yang beragam. ANAK-ANAK IPA, BUKTIKAN BAHWA KALIAN BUKAN CALON TERORIS!