Kalau di Indonesia Israel masih ditolak untuk ikut Piala Dunia, di Saudi Arabia Israel justru dirangkul. Saudi misalnya membangun hotel kasino yang mewah di pulau Tiran dan Sanafir di sekitar laut merah. Itu dikabarkan ditujukan untuk menarik turis dan investor Israel.
Saudi nampaknya ingin menunjukkan diri pada dunia bahwa mereka membuka diri pada negara Yahudi ini. Pulau Tiran dan Sanafir itu sendiri dibeli dari Mesir di tahun 2016. Meskipun kedua pulau ini tidak punya sumber daya besar, namun keduanya memiliki lokasi yang strategis sebagai pintu masuk dari Laut Merah menuju Eliat, yaitu pusat ekonomi dan perdagangan Israel.
Saudi dan Israel sebenarnya belum memiliki hubungan diplomatik. Kengototan Israel menolak berdirinya negara Palestina merdeka terus menjadi gangguan. Namun ada tanda-tanda kedua negara sedang bergerak menuju hubungan yang lebih bersahabat. Sejauh ini, Israel sudah membangun hubungan politik dan ekonomi dengan sejumlah negara Islam, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko. Saudi diharapkan menjadi negara berikutnya.
Pemerintah Amerika Serikat menjadi pihak yang paling aktif mempertemukan Saudi dan Israel. Pada awal Juni, AS mendorong Saudi melakukan normalisasi hubungan diplomatic dengan Israel. Beberapa hari kemudian, Menlu Saudi mengatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel akan membawa manfaat yang signifikan bagi Kawasan itu. Namun Saudi menegaskan bahwa kelanjutan hubungan mereka akan sangat bergantung pada sikap Israel mengenai skema solusi dua negara terkait konflik Israel-Palestina.
Dalam skema itu, baik Israel maupun Palestina diharapkan bisa menjadi dua negara merdeka yang hidup berdampingan secara damai. Kita harapkan saja terbangunnya persahabatan Israel dan Saudi akan bisa turut membantu tercapainya perdamaian dan stabilitas di Kawasan Timur Tengah. Yuk, kita dukung diplomasi kasino demi perdamaian dan kemajuan di masa depan!