Jakarta, PIS – Ada kabar tak sedap nih dari industri film Indonesia. Terungkap, kekerasan seksual ternyata sering terjadi di dunia film Indonesia. Ini kata Olin Monteiro ya. Dia ini aktivis perempuan sekaligus produser film dokumenter.
Olin ngaku belum lama ini dia melakukan survei kekerasan seksual terhadap pelaku film. Dia menyebarkan kuesioner kepada 120 orang. Dari 120 orang yang mengisi surveinya, 98 orang mengaku pernah mengalami kekerasan seksual.
Kata dia juga nih, salah satu kesempatan terjadinya kekerasan seksual adalah saat casting. Korban disuruh buka baju, diraba dan mendapat body shaming. Kacau ya! Olin juga bilang, dari 90 kasus yang terjadi, 80 persen korban enggak melapor.
Yaa cuma satu atau dua orang ajalah yang berani lapor ke produser atau sutradara. Olin juga menyampaikan, kasus pelecehan seksual juga terjadi dalam produksi sinetron dan film televisi.
Sayangnya, banyak banget korban yang nggak mau lapor kasus kekerasan seksual karena ngerasa enggak ada perlindungan cukup dari sutradara atau produser. Isu kekerasan seksual di dunia film emang bukan isu baru. Di tahun 2021, kasus kayak gini sempet booming loh!
Kabarnya, ada aksi pelecehan dilakukan oleh penulis skenario film Penyalin Cahaya. Tapi yang bikin miris adalah film Penyalin Cahaya justru berkisah tentang kekerasan seksual. Pada 2020, isu ini juga rame, setelah Mian Tiara mengungkap pelecehan seksual yang dialaminya di twitter.
Tiara ngaku dilecehkan oleh seorang aktor senior. Menurutnya, pas hari pertama si aktor senior minta Tiara untuk duduk sebelahan buat latihan dialog. Tiara pun enggak curiga dong.
Eh ternyataaa pas ngobrol di ruang berbeda aktor senior itu meraba pahanya. Pelecehan kembali dilakukan pas sesi foto. Si aktor dengan sengaja menarik bagian belakang celana jeans Tiara.
Terus dia selipkan jarinya! Di sinilah Tiara berontak, dan si aktor menariknya. Belakangan diketahui aktor itu juga pernah melecehkan aktris lainnya. Korban sebelumya yaitu Aline Jusria dan Hannah Al Rashid.
Miris ya bestie. Dengan peristiwa itu, nggak boleh ditunda lagi. Dunia perfilman Indonesia harus berbenah! Buat Korban, ayo berani SPEAK UP! Lindungi pelaku film dari kekerasan seksual!