Jakarta, PIS – Kualitas Menkopolhukam Mahfud MD kontras banget ya dengan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Mahfud tampil sebagai tokoh yang mempersatukan, sementara JK justru sebaliknya.
Itu terlihat dari ceramah keduanya di acara halal bihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Dalam Forum itu, Mahfud MD menekankan pentingnya kerukunan dan toleransi, terutama antar-umat beragama.
Dia berpesan kepada umat Islam untuk senantiasa saling menghormati antar umat beragama. Menurutnya, Indonesia dibangun sebagai negara kebangsaan yang berketuhanan.
Alasan para pendiri bangsa memilih konsep ini karena rakyat Indonesia beragam kepercayaannya. Sehingga masing-masing menyebut Tuhannya dengan nama dan penghayatan yang berbeda.
Maka sudah seharusnya toleransi jadi ciri khas rakyat Indonesia dan menganggap perbedaan adalah ciptaan Tuhan. Mahfud juga mengingatkan umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia tidak berlaku sewenang-wenang terhadap minoritas.
Karena muslim Indonesia tidak selamanya jadi mayoritas. Ketika berada di Amerika atau Perancis, dia pasti jadi minoritas. Pesan Mahfud ini bertolak-belakang dengan pesan JK di forum yang sama.
JK mempersoalkan keberadaan warga etnis Tionghoa yang jumlahnya kurang dari 5 persen, tapi menguasai 50 persen lebih ekonomi Indonesia. JK menyebut warga etnis Tionghoa dengan istilah ‘mereka’, sementara etnis di luar Tionghoa disebut ‘kita’.
Kata JK, minimnya warga Indonesia di dunia usaha adalah masalah besar. Dalam ceramahnya, JK ingin mengatakan bahwa pada warga etnis Tionghoa bukanlah bagian sah dari warga Indonesia.
Mudah-mudahan kita bisa memilah dan mengambil keteladanan dari tokoh yang mempersatukan, bukan tokoh yang membelah. Rawat kebhinekaan, enyahkan rasisme!