Kenal Dahlan Iskan? Mantan Menteri BUMN ini lagi rame dibahas karena kabarnya dia pindah agama. Jadi, dalam satu video, Dahlan cerita dia ketemu pemimpin agama Buddha Tzu Chi di Taiwan. Agama ini nggak punya rumah ibadah, nggak ada doa atau sembahyang. Katanya, cara terbaik berdoa itu dengan bantu orang lain.
Dahlan juga bilang, rumah ibadah sekarang jadi ajang persaingan agama. Masjid megah, gereja harus lebih megah, dan bisa jadi sumber konflik. Terus, Dahlan ngaku jadi aktivis di komunitas ini.
Tanggapin hal ini, Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis, langsung tanya kebenarannya.
“Apa benar ini sampean jadi aktivis anti rumah ibadah dan anti doa ya, Pak,” tulis Cholil di akun X-nya.
Menurutnya, pandangan ini nggak sesuai Pancasila dan ajaran agama di Indonesia. Sampai saat ini, belum ada tanggapan langsung dari Dahlan. Tapi mantan muridnya, Kum Kurniawan, bilang ini salah paham. Yang beredar cuma potongan video, jadi nggak bisa ditelan mentah-mentah, katanya. Kum yakin, Dahlan nggak pindah keyakinan.
Apa yang Dahlan bilang itu cuma sudut pandang jurnalistik yang menyoroti hal-hal unik. Kita belum tahu maksud Dahlan dari pernyataannya itu. Tapi, kalo kita simak dengan kepala dingin, apa yang disampaikan Dahlan adalah bentuk autokritik terhadap perilaku sebagian penganut agama.
Kami di PIS percaya agama adalah salah satu sumber nilai yang bisa kita gali untuk membangun perdamaian antar umat manusia. Kegiatan bina damai yang dilakukan oleh aktivis agama semarak dilakukan. Tapi kita nggak bisa menutup mata sisi agama yang lain. Sejarah mencatat, agama seringkali jadi alat untuk bersaing, diskriminasi, bahkan peperangan. Nah, apa yang disampaikan Dahlan itu tampaknya mau mengingatkan kita soal hakikat agama bagi kemanusiaan.
Agama nggak melulu dipandang sebagai persaingan dan konflik. Sebaliknya, agama ditampilkan sebagai pemersatu untuk membantu orang-orang yang lemah. Apapun agama yang dianut orang-orang yang dibantu tersebut.
Semoga sikap autokritik Dahlan ini bisa didengar dengar dengan kepala dingin oleh semua penganut agama. Yuk, beragama dengan akal sehat!
