Di depan Publik, Prof. Eggy Sudjana Ancam Bunuh Lawan Bicara yang Beda Pendapat

Published:

Profesor Eggy Sudjana memberikan pelajaran buruk bagi umat Islam di Indonesia. Di depan publik, dia mengancam akan membunuh seorang doktor Kristen hanya karena berbeda pendapat. Ini terjadi ketika Eggy hadir sebagai pembicara dalam sesi Dialog Lintas Agama yang diadakan oleh Forum Arimatea secara live di YouTube pada 6 Februari lalu. Dialog tersebut bertema ‘Tauhid & Tritunggal dalam Perspektif Logika’. Dalam acara itu, hadir perwakilan dari Islam dan Kristen. Dari pihak Islam, ada Eggy dan Ustadz Syamsul Arifin. Sementara dari pihak Kristen, ada Pdt. Muriwali Yanto Matalu dan Dr. Moses Wibowo.

Dalam diskusi yang berlangsung selama 4 jam, Eggy menciptakan kontroversi dengan menyatakan bahwa konsep Tritunggal itu kontradiktif. “Jika Tuhan itu satu, bagaimana mungkin Dia terdiri dari tiga pribadi yang berbeda, yaitu Bapak, Anak, dan Rohul Kudus,” ucap Eggy. Dia juga mempertanyakan mengapa Yesus, yang dianggap sebagai Tuhan, malah berdoa kepada Bapak. Mendengar pernyataan itu, Dr. Moses merespons dengan santai. “Kalau Prof. Eggy bilang dalam Alkitab banyak kontradiksi, saya juga tinggal klik website. Di sana juga banyak sekali kontradiksi dalam Al-Quran,” ucapnya. Namun, Moses menekankan bahwa soal kontradiksi adalah soal tafsir, dan untuk membahasnya diperlukan ahli yang memiliki pengetahuan mendalam.

Di sini, Eggy langsung meledak. Dia menuntut bukti kontradiksi dalam Al-Quran dari Moses. “Saya nggak minta banyak, satu aja, buktikan!” katanya. Lalu dia melanjutkan, “Kalau kamu tidak bisa jawab, kamu fitnah. Kamu musuh kami, umat Islam! Kami bunuh pun tidak apa-apa. Kamu menghina Islam.” Duh, kok jadi ancaman pembunuhan ya?

Di bagian lain, Eggy juga tidak menghormati ketetapan waktu yang ditentukan oleh moderator. Setiap pembicara diberi batasan waktu 12 menit. Namun, saat Eggy sedang kencang menyerang lawan bicaranya, batas waktu 12 menit sudah terlewati. Moderator dengan santun mengingatkan Eggy, “Waktu sudah habis.” Ternyata, Eggy melanggar dengan terus menjawab dan beralasan belum selesai. “Norak lu, payah!” lanjutnya setelah kru terpaksa memberikan waktu tambahan.

Dalam diskusi yang berfokus pada teologi ini, Eggy malah membawa-bawa politik. “Kalau ada orang yang pekerjaannya melampaui batas, sudah jelas dua periode, minta tiga periode, setan itu orang. Saya gak nyebut orang ya, tapi logika berpikir,” lanjut Eggy. “Si Gibran belum 40 tahun, baru 36 tahun dipaksakan jadi bisa karena ada si Paman Usman,” kata Eggy meracau.

Sikap Eggy ini jelas bertolak belakang dengan semangat dialog lintas agama. Diskusi seharusnya menjadi tempat bertukar pemikiran, bukan ajang ngamuk-ngamuk dan mengancam orang. Dalam diskusi, setiap orang harus bisa mengkritik dan dikritik pemikirannya. Kalau Eggy keberatan Al-Quran dikritisi, dia juga seharusnya tidak mengkritik keyakinan umat Kristen. Apa yang dikatakan Moses benar kok. Coba saja browsing Google dengan kata kunci ‘kontradiksi dalam Al-Quran’, dengan segera akan muncul materi tentang kontradiksi dalam Al-Quran.

Mengancam bunuh orang dalam diskusi bukan hanya premanisme, tapi juga bentuk kegagalan berpikir secara intelektual. Kalau sikap seperti ini dibiarkan, lama-lama ruang diskusi akan hilang, digantikan dengan pemaksaan pendapat tanpa boleh dibantah. Dan kalau sampai ada yang benar-benar mengambil ancaman Eggy secara harfiah, siapa yang akan bertanggung jawab? Please deh, beragama itu pakai akal sehat dong!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img