Jakarta, PIS – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum kini jadi sorotan. Pasalnya, dia melontarkan ucapan yang menganggap bullying terhadap anak adalah hal wajar. Pernyataan itu dilontarkan terkait kasus bullying dialami siswa kelas 5 SD oleh teman temannya di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Korban dipaksa menyetubuhi seekor kucing. Dan videonya viral tersebar ke media sosial. Akibatnya, korban mengalami depresi berat hingga meninggal dunia. Nah, Wagub Jabar Uu menyatakan bullying itu hanya candaan. Baginya, hilangnya nyawa anak SD karena bullying itu sering dia dengar semasa SD dan seolah hal biasa.
Uu juga minta kasus tersebut tidak berlanjut ke pengadilan. Pernyataan Uu itu sangat kontradiktif dengan pernyataan Gubernur Ridwan Kamil, atasan Uu. Kang Emil justru mengecam keras kasus itu dan meminta para pelakunya dihukum sesuai aturan.
Pernyataan Uu itu dikecam banyak pihak. Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait dengan tegas menyebut kasus itu sebagai bentuk kekerasan. Dan bukan candaan. Menurut Arist Sirait, tak pantas seorang pemimpin mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Apalagi kasus tersebut sudah menjadi perhatian masyarakat luas. Arist minta Uu segera menarik pernyataannya itu. Politisi Gerindra Rahayu Saraswati menyatakan bullying bukanlah candaan
Apalagi sampai berakibat fatal yang menyebabkan korban bunuh diri. Saraswati juga mengingatkan bahwa Jawa Barat memiliki kasus kekerasan seksual terhadap anak yang tertinggi se Indonesia. Belakangan Uu akhirnya menyampaikan permintaan maafnya.
Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi Uu dan kepala daerah lainnya. Semua sepakat, pernyataan yang memaklumi kasus bullying anak, jelas tak punya rasa empati. Tak ada alasan permisif terhadap bullying walau kasus itu tampak lumrah.
Bullying atau perundungan adalah bentuk kekerasan! Pelakunya harus menerima hukuman atas perbuatannya. JADI KEPALA DAERAH JANGAN ASAL BICARA!