Masih ingat nggak soal toilet gender netral yang diungkap Daniel Mananta? Belakangan, itu ditanggapi Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta. Dan tanggapannya negatif. Bagi yang belum tahu, Daniel dalam podcast-nya bersama Profesor Quraish Shihab cerita pengalamannya di salah satu sekolah internasional di wilayah Jabodetabek. Kata Daniel, di sana dia nemuin ada toilet gender netral. Maksudnya, toilet itu bisa digunain buat murid laki-laki dan perempuan.
Menurut Plt Kepala Disdik DKI Jakarta, Purwosusilo, toilet untuk gender netral nggak boleh ada di sekolah. Larangan itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2007. Dalam aturan itu, terdapat minimum toilet yang perlu disediakan sekolah. Satu unit toilet untuk setiap 40 peserta didik laki-laki. Satu unit toilet untuk setiap 30 peserta didik perempuan. Dan satu unit toilet untuk guru.
Jumlah minimum toilet di setiap sekolah itu berlaku untuk semua jenjang. Dalam mengakomodir standar sarana dan prasarana sekolah, dibuat sebuah Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Sekolah yang tergabung dalam SPK, semuanya udah laporin data sarana dan prasarana yang tersedia di masing-masing sekolah. Tapi, kata dia, belum semua sekolah swasta internasional udah dilakuin pemeriksaan itu. Karena itu, Disdik Jakarta bakal menggelar rapat secara virtual buat memeriksa sarana dan prasarana sekolah swasta internasional.
Wajar sih toilet gender netral ditentang Plt Kepala Disdik Jakarta. Itu karena dia mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengakui gender cuma laki-laki dan perempuan. Ini berbeda dengan sekolah internasional yang diceritakan Daniel. Sekolah internasional itu mengakui keragaman gender. Mereka bahkan percaya anak perlu diberi kebebasan buat nentuin dirinya sendiri, termasuk soal gender.
Dengan begitu, murid-murid bisa ngungkapin identitas gendernya tanpa rasa malu dan tanpa rasa takut. Lagi pula, kalau toilet bagi guru bisa gender netral, kenapa bagi murid nggak bisa? Intinya, siapapun seharusnya berhak mendapat fasilitas toilet sesuai dengan gender yang diakui masing-masing. Yuk, proporsional menyikapi isu toilet gender netral!